Beranda Kutai Timur SKK Kutim Resmi di Kukuhkan – Wadah Menjaga Sejarah Peradaban Kutai

SKK Kutim Resmi di Kukuhkan – Wadah Menjaga Sejarah Peradaban Kutai

231 views
0

SANGATTA-Sebanyak 333 orang yang tergabung di dalam kepengurusan Kerapatan Daerah Sempekat Keroan Kutai (SKK) cabang Kutai Timur (Kutim) periode 2018-2022 di kukuhkan menjadi paguyuban kutai resmi pertama di Kaltim. Organisasi budaya dibawah naungan pusat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura itu ditandai dengan pemberian tepung tawar oleh Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat di area hall indoor Gedung Serba Guna (GSG) kawasan Bukit Pelangi, Kamis (25/1).

Dalam sambutannya Petinggi Pore Edward Azran mengemukakan SKK diharapkan mampu menjadi sarana mempererat kerukunan antarwarga sekaligus pelestarian budaya Kutai. Meski tak mudah, karena gempuran modernisasi dan pengaruh global, namun menjaga warisan budaya leluhur harus dilakukan.

“Ini amanah yang harus kami jalankan bersama, yakni bagaimana agar eksistensi budaya Kutai dapat terus terjaga dan terpelihara. Kutai memiliki sejarah yang sangat panjang sejak berabad-abad silam, sehingga tak boleh tergerus oleh perubahan zaman,” jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ini.

Ditambahkan Edward, SKK menjadi pilar dengan tujuan menguatkan barisan membantu pemerintah Kutim lewat adat budaya. Pasalnya pemerintah sekaligus penyelenggara Negara sudah selayaknya menghormati berdirinya Indonesia sejak tahun silam, nah tugas SKK sebagai penguat.

“Kerajaan Kudungga yang berada di Kecamatan Muara Kaman menjadi bukti sejarah asal asul kutai yang tidak akan luntur dimakan zaman, sudah selayaknya budaya turun-temurun ini menjadi bagian dari embrio kebangsaan. SKK diharapkan mampu menjaga keberlangsungan peradaban warga kutai,” tambahnya.

Sementara itu, Petinggi Tuha Encek UR Firgasih mengatakan SKK harus peka, arif dan bijaksana dalam menyikapi dan menjadi penyeimbang, serta memberikan kontribusi nyata maupun solusi serta aksi untuk membangun daerah dimasa yang akan datang.

“Melestarikan kebudayaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun juga tanggung jawab kita semua. Masyarakat secara langsung juga harus bertanggung jawab atas pelestarian kebudayaan di tanah Kutai,” tutup Encek. (hms13)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini