Peresmian Gedung Gereja Bethany Indonesia (GBI) Sangatta oleh Bupati Ismunandar pada Minggu, (7/10/2018). (Alvian Humas)
SANGATTA- Toleransi antar umat beragama di Kutai Timur (Kutim) semakin meningkat. Hal tersebut ditandai dengan peresmian Gedung Gereja Bethany Indonesia (GBI) Sangatta oleh Bupati Ismunandar pada Minggu, (7/10/2018). Persemian gereja ini merupakan yang ketiga dalam tiga bulan terakhir. Sebelumnya Gereja Toraja Jemaat Elim Kabo dan Gereja Toraja Jemaat Marendeng Sangatta.
Bupati Ismunandar menegaskan kembali komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim untuk terus menjaga kerukunan umat beragama yang sudah terjalin selama ini. Dengan membantu pembangunan sarana-sarana ibadah tanpa terkecuali.
“Tidak ada pilih kasih, semua dibantu dengan ketentuan tertib administrasinya, jelas dan lengkap,” ujar Ismu.
Lebih lanjut Ismu menyampaikan, meskipun pembangunannya belum rampung sempurna, Pemkab Kutim bersedia membantu menyelesaikannya. Dia berharap terlaksana dalam waktu tidak terlalu lama, gedung gereja sudah bisa selesai secara baik. Sehingga bisa digunakan para jemaat untuk beribadah.
“Saya melihat gedungnya belum selesai, nanti hitung berapa banyak lagi dana yang dibutuhkan, Pemkab siap bantu,” ungkapnya disambut tepuk tangan para jemaat.
Pendeta (Pdt) Agustinus Sagala, selaku gembala jemaat GBI Sangatta mengatakan secara spiritual gedung gereja dimaksud baru saja ditahbiskan oleh Ketua Sinode GBI, Pdt Bambang Yudho. Legalitasnya ditandai dengan peresmian prasasti oleh Pemkab Kutim.
“Luas tanah kurang lebih 4000 meter persegi, sedangkan luas bangunan gedungnya 816 meter persegi (24mx34m) yang terdiri dari dua lantai. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2015 lalu dengan target selesai akhir tahun ini,” jelas Pdt Sagala.
Dengan berdirinya gedung geteja representatif, menggantikan gedung yang lama diharapkan bisa menampung lebih banyak jemaat. Sehingga semakin bersemangat dalam beribadah. (hms4)