SANGKULIRANG – Setelah selesai melaksanakan pelatihan Dasa Wisma tahap pertama, dua dan tiga, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali melaksanakan pelatihan Dasa Wisma di zona Sangkulirang, Sandaran, Karangan, Kaliorang dan Kaubun, di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Sangkulirang, Minggu (21/10/2018).
Untuk zona pertama waktu itu adalah Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung, Bengalon. Sementara tahap dua di zona Muara Wahau, Kongben, Batu Ampar, Telen dan tahap tiga di zona Muara Bengkal, Muara Ancalong, Long Mesangat, Busang.
Ketua TP PKK Kutim Hj Encek UR Firgasih mengatakan TP PKK Kabupaten Kutim sangat memprioritaskan penguatan Dasa Wisma sebagai ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program pemerintah, sebagai mitra.
“Mengapa PKK Kabupaten Kutim sangat memprioritaskan penguatan dasa wisma, karena dasa wisma ini adalah ujung tombak pembangunan pemerintahan kabupaten. Apabila dasa wisma ini berjalan dengan baik maka pemerintahan juga akan berprestasi dengan Gerbang Desa Madu (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu), untuk pencapaiannya,” ucap Firga sapaan akrab Ketua TP PKK Kabupaten Kutim.
Untuk itu, diharapkan untuk semua kepala desa yang hadir bisa mendukung dasa wisma melalui anggarannya yang ada. Karena menurut Firga, dasa wisma juga program pemerintah. Jadi wajar jika dasa wisma diangkat dalam Musrenbangdes dan harus di akomodir. Tidak dihilangkan, akan tetapi harus diprioritaskan.
Lebih lanjut Firga mengharapkan agar semua kepala desa dan kader dasa wisma mengikuti pelatihan dengan baik dan menyerap apa tujuan dasa wisma sesui yang diprioritaskan. Sehingga dapat mengangkat perekonomian masyarakat. Sehingga pencapaian yang diinginkan pemerintah dan PKK dapat berjalan sesuai rencana.
Sementara itu Bupati Kutim Ismunandar berharap kader-kader dasa wisma nantinya membantu program pemerintah. Terutama mengatasi persoalan-persoalan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan.
“Jika sudah menjadi kader dasa wisma paling tidak tahu diantara 10 sampai 15 rumah kondisi dari luar lingkungan rumahnya. Jika ada yang sakit segera laporkan dengan kades atau camat sehingga dapat segera dicari solusinya. Jika ada persoalan-persoalan, begitu juga dengan pendidikan, kalau ada anak-anak yang tidak sekolah apa persoalannya,” sebut Ismu.
Menurutnya hal itulah yang menjadikan kader-kader dasa wisma sebagai ujung tombak pembangunan di Kutim. Karena peran dasa wisma sangat penting. Selanjutnya, kata Ismu, jika Ketua TP PKK Kabupaten yang juga sebagai Bunda PAUD menginginkan dialokasikan anggaran untuk dasa wisma, maka ia akan sangat mendukung dan mengawal penganggaran programnya. Terlebih dasa wisma inilah yang lebih tahu data kemiskinan di masyarakat.
“Lebih tahu mana rumah yang layak huni, yang mana nelayan dan petani yang butuh bantuan,” tegasnya.
Dalam pelatihan dasa wisma ini juga dilaksanakan program gerakan minum susu (Gerimis) dengan melaksanakan minum susu bersama oleh anak-anak PAUD. Pendistribusian bantuan susu dari Dinas Pendidikan Kutim bekerjasama dengan TP PKK Kabupaten Kutim, untuk lima kecamatan yakni Sangkulirang, Sandaran, Karangan, Kaliorang dan Kaubun. Dengan total bantuan susu untuk 3.250 anak. Rinciannya untuk Taman Kanak-kanak (TK) 2.463, kelompok bermain 571 dan satuan pendidikan sejenis sebanyak 216.
Sekedar diketahui, dasa wisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 KK (kepala keluarga) rumah yang bertetangga untuk mempermudah jalannya suatu program. Pengumpulan dana, kuesioner, tertib administrasi,adalah beberapa contoh tanggungjawab ketua dawis, untuk kemudian hasilnya diteruskan ke ketua PKK. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya seperti arisan (PKK), pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat (PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan kotoran). Kelompok Dasa Wisma adalah kelompok yang terdiri dari 10 – 20 kepala keluarga (KK) dalam satu RT. Setelah terbentuk kelompok, maka diangkatlah satu orang yang memiliki tanggung jawab sebagai ketua. (hms11)