KB PRIA: Asisten Pemkesra Suko Buono memotong tumpeng dalam syukuran HUT ke VII Kelompok KB Pria Vasektomi disaksikan Kadis PPKB Aisyah HD. (Foto: Irfan humas)
SANGATTA-Demi menekan jumlah populasi penduduk khusus pria perlu dilakukan upaya menggencarkan program Keluarga Berencana (KB) khusus yaitu melalui metode medis vasektomi. Memasuki usia ke VII, Kelompok KB Pria Vasektomi cabang Kutai Timur (Kutim) bekerja sama dengan BKKBN Provinsi Kaltim dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kutim melakukan sosialisasi vasektomi dan nonton bareng (nobar) film dokumenter “Menggapai Pelangi di Bumi Perkasa” di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Kamis (25/4/2019).
Kegiatan dibuka Asisten Pemkesra Suko Buono mewakili Bupati Ismunandar. Turut hadir perwakilan BKKBN Kaltim Sudibyo, Kadis PPKB Aisyah HD dan Ketua Panitia Syachruddin Sidiq beserta undangan.

Dalam arahannya Suko mengungkapkan vasektomi merupakan program yang tidak perlu diragukan lagi. Perlu penyampaian informasi secara lengkap dengan sosialiasi ke masyarakat, sehingga dulu KB ditakuti bisa semakin didekati. Untuk itu kader kelompok KB vasektomi memerlukan upaya konkrit dalam mengembangkan program ini.
“Vasektomi dipercaya menekan angka pertumbuhan penduduk yang cenderung meningkat,” terang Suko.
Mantan Kepala Itwilkab Kutim ini menjelaskan, dalam menjalankan program vasektomi tidaklah mudah mengajak para pria untuk di-vasektomi. Lantaran masih banyak pemahaman yang salah dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Berbagai cara jika dikatakan berhasil apabila program ini dapat mencapai angka yang telah ditetapkan sesuai dengan yang diharapkan.
“Keikutsertaan KB pria yang saat ini menurun hanya diharapkan ke depan dapat meningkat,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Syachruddin Sidiq melaporkan sebanyak 16 orang ikut dalam pelatihan vasektomi sekaligus nobar film dokumenter “Menggapai Pelangi di Bukit Perkasa”. Menceritakan mental seorang pria yang memutuskan memilih vasektomi.
“Vasektomi merupakan tindakan pengikatan dan pemutusan saluran sperma kanan dan kiri. Sehingga saat ejakulasi cairan mani yang keluar tidak lagi mengandung sperma, maka kehamilan tidak terjadi lagi,” katanya.
Ditambahkan Syachruddin yaitu Vasektomi adalah tindakan yang lebih ringan dari sunat atau khitan. Vasektomi dilakukan pada suami dari pasangan usia subur (PUS). Dengan syarat tidak ingin mempunyai keturunan lagi, bersifat sukarela dan tidak lagi mendapat konseling tentang vasektomi. Mendapat persetujuan dari istri dan keluarga serta jumlah anak sudah ideal, sehat jasmani dan rohani.
Vasektomi juga tidak membuat pria menjadi impoten. Karena tindakan vasektomi tidak berperan dalam proses terjadinya ereksi. Vasektomi dilakukan di buah zakar sedangkan syaraf-syaraf dan pembuluh darah yang berperan dalam proses terjadinya ereksi terdapat dibatang penis.
“Hasilnya tidak mengurangi produksi hormon kejantanan (testosteron) sehingga tidak menurunkan gairah seksual (libido),” tutupnya. (hms13)