TEMBUS NASIONAL: Pelukis Kutim Mohandas bersama pelatihnya Agus Suroso saat berada di pameran Festival Seni Rupa Anak Indonesia. (Foto: ist)
SANGATTA-Putri asal Kutai Timur (Kutim) yang bersekolah di SDN 003 Sangatta Utara bernama Mohandas Asweta Avara Asha berhasil mengharumkan nama daerah dengan menembus Festival Seni Rupa Anak Indonesia 2019 di Jakarta. Pelukis cilik berusia 8 tahun yang tinggal di Jalan Terong Kabo Jaya itu, berhasil lolos dalam seleksi ketat dari sidang kurator Galeri Nasional Indonesia (GNI). Dari jumlah karya peserta sebanyak 376 diambil menjadi 72 karya untuk mewakili 22 provinsi. Hal ini ditegaskan langsung oleh pelatih Mohandas yaitu pelukis Agus Suroso.
“Tidak mudah untuk meraih kesuksesan dalam mendapatkan kesempatan emas ini. Mohandas harus menyelesaikan karyanya selama satu bulan penuh untuk mencapai klimaks dan deadline, disela dirinya harus bersekolah setiap hari untuk membagi waktu. Mohandas tetap tekun berkarya maksimal dengan disiplin waktu. Ia tekadang mengalami capek dan menemukan titik jenuh, akan tetapi demi sebuah prestasi orang tuanya selalu memberikan motivasi sebagai solusi untuk tetap bersemangat,” ungkap Agus.
Ditambahkan Agus, tepatnya 22 Juli 2019 yang lalu Mohandas bertolak ke Jakarta. Sebelum keberangkatannya Mohandas sempat berpamitan dengan pihak Pemkab Kutai Timur (Kutim) di kegiatan coffee morning. Saat itu Bupati Ismunandar memberikan semangat dan gairah bagi Mohandas untuk segera berangkat dan memajangkan karyanya di GNI di acara bergengsi tersebut.
“Ini pertama kalinya Mohandas mendapatkan kesempatan dan sekaligus amanah mengharumkan nama daerah Kutim diajang pameran anak ditingkat nasional, dan semoga menjadikan titik awal pengenalan terhadap dunia seni rupa yang lebih baik,” tambah Agus.
Untuk diketahui, pada acara pembukaan Pameran Festival Anak Seni Rupa Indonesia, dalam sambutannya Kepala GNI Pustanto menjelaskan bahwa karya karya yang terpilih dan terpajang ini tidak lagi dikompetisikan di GNI, melainkan karya karya tersebut adalah karya yang sudah terbaik untuk mewakili wilayahnya masing masing yang sudah ditetapkan oleh tim kurator GNI.

“Sebagai penghargaan tertinggi adalah para seniman cilik ini mendapatkan kesempatan diundang datang ke Jakarta dan karyanya dipajang di sebuah ruang pamer dengan standar ruang pamer Nasional dan bahkan standar Internasional, tepatnya di Gedung B GNI kawasan elite di Jakarta,” paparnya.
Pustanto menambahkan karya karya tersebut terpajang dengan dilengkapi dengan display yang mumpuni, yaitu didukung pencahayaan lampu softlight disetiap karya, sketsel permanen dan ruang pamer yang steril. Tidak tanggung tanggung karya karya anak bangsa ini diminta untuk menghiasi Gedung GNI selama sebulan penuh. Tepatnya semenjak pembukaan pameran tanggal 23 Juli 2019 memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Indonesia hingga masuk pada bulan Agustus sebagai peringatan HUT RI yang ke 74.
“Hal tersebut dimaksudkan agar karya karya yang terpajang mendapatkan apresiasi dari pihak kementerian pendidikan dan kebudayaan dan bahkan para tamu kenegaraan pada saat berkunjung. Inilah wajah wajah anak dan wadah anak Indonesia pada saat berkreasi dan berekspresi,” tutupnya.(hms13)