Kelompok Pecinta Musik Sampek tengah memainkan alat musik sampek di Pekan Raya Kutim Expo (Foto: Vian Humas)
SANGATTA – Kearifan budaya lokal seperti alat musik sampek mendapat tantangan di era globalisasi teknologi dan digitalisasi informasi saat ini. Instrumen musik elektronik kini mulai menggeser keberadaan sampek. Kebanyakan generasi mudah lebih memilih memainan instrumen elektronik dibandingkan dengan alat musik tradisional.
Situasi ini direspon positif oleh sekelompok anak muda Sangatta yang tergabung dalam komunitas pecinta sampek. Mereka secara rutin berkumpul setiap minggu disela – sela kesibukan pekerjaan mereka yang sangat padat di salah satu perusahaan tambang batubara di Sangatta. Dan jika ada kegiatan perusahaan biasanya mereka diundang untuk tampil.

“Awalnya karena kami memang interes dengan alat musik suku dayak ini, bentuknya unik, alunan suaranya juga lain dari alat petik seperti gitar atau ukulele. Dan kebetulan kami semua dasarnya bisa memainkan gitar jadi kemudian belajar autodidak melalui kanal youtube. Ternyata asyik juga dan menjadi kecanduan. Kami juga mencoba mengembangkan teknik bermain agar lebih variatif” ujar Rio Rahim saat ditemui di acara pembukaan Pekan Raya Kutim Expo (PRKE) di Bukit Pelangi Sangatta.
Rio menyarankan generasi muda harus belajar mencintai dan menghargai budaya bangsa, apa pun bentuknya bukan hanya musik.
“Sangat disayangkan jika suatu saat nanti generasi mendatang hanya bisa mendengar atau membacanya dan hanya menjadi legenda. Selama PRKE berlangsung mereka akan membuka “coaching clinic” kepada para pengunjung yang mau belajar sampek. Paling tenik dasarnya saja,untung pengembangannya sampai mahir dibutuhkan waktu yang cukup lama. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi,” ujar Rio yang sehari- hari bertugas di PT KPC Departemen Community Development site Bengalon.
Rio juga mengharapkan dukungan pemerintah untuk menjaga kelestarian sampek ini dengan menggelar lomba secara rutin memainkan sampek, menyediakan wadah dan alat sampek bagi generasi muda yang ingin memainkan sampek ini.
“Harapannya pemerintah berkontribusi juga agar sampek ini bisa lestari,” tutupnya.(hms4)