Presiden RI Joko Widodo memberikan sambutan. (Fuji Pro Kutim)
JAKARTA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan kendala utama investasi adalah persoalan di lapangan, terutama yang terkait dengan oknum ‘berdasi’ yang kerap mengganggu kelancaran realisasi investasi. Dia menyebut persoalan di lapangan ini tidak bisa dipungkiri. Karena memang diakuinua ada sesuatu yang “bisa dirasakan tapi tak bisa dipegang.
“Ini lah yang saya sebut hantu dan yang bisa dirasakan ini ada hantu lapangan, ada hantu berdasi,” ujar Bahlil pada Rapat Koordinasi Investasi 2020 di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Walau demikian dirinya enggan menjelaskan lebih lanjut oknum-oknum dimaksud. Namun, sambung dia, pengusaha merasakan betul kehadiran ‘hantu berdasi’ tersebut saat hendak mengeksekusi rencana investasi.
Selanjutnya soal kinerja, Bahlil menjelaskan BKPM menargetkan realiasasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp886,3 triliun atau naik 9,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Selanjutnya, sepanjang periode 2020-2024 BKPM membidik rata-rata pertumbuhan investasi sebesar 11,7 persen secara tahunan.
Demi pencapaian target investasi yang begitu tinggi, satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyelesaikan masalah 21 proyek mangkrak senilai Rp708 triliun.
Selama 100 hari masa kepemimpinan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Rp180 triliun masalah investasi mangkrak telah berhasil difasilitasi penyelesaian permasalahannya. Sebagian besar permasalahan realisasi investasi terjadi di daerah.
Setelah mendengarkan laporan Kepala BKPM, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa investasi dari negara lain menjadi sangat penting bagi Indonesia saat ini. Arus modal masuk atau capital inflow akan meningkatkan jumlah uang beredar yang pada akhirnya berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Semua negara sekarang ini berebut arus modal masuk, agar ada capital inflow, ada arus modal yang masuk dari negara lain ke negaranya. Begitu juga negara kita Indonesia,” kata Jokowi saat pembukaan acara rakornas.
Jokowi melanjutkan bahwa investasi berperan sangat signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Pasalnya, APBN dan APBD hanya berkontribusi sebesar 23 persen terhadap ekonomi.
“Artinya 77 persen yang memengaruhi ekonomi kita adalah dunia swasta. Kita harus ngerti ini semua,” tegas Jokowi sambil mengajak semua pihak untuk memperlancar investasi. (hms3)