Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wabup Kasmidi Bulang. (Foto Wahyu Yuli Artanto Pro Kutim)

KARANGAN – Selama dua pekan terakhir, forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam) untuk 2022 di Kutim berlangsung secara maraton. Musyawarah tahunan ini memang wajib digelar untuk membahas, mengkaji, menentukan dan menyepakati Rencana Kerja Pembangunan (RKP) tahun anggaran yang direncanakan. Dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada. Karena dianggap sangat penting, forum inipun dikawal langsung oleh Bupati dan Wabup Kutim, H Ardiansyah Sulaiman dan H Kasmidi Bulang. Maksudnya bukan hanya silaturahim atau agar acara berjalan lancar saja, namun dibalik itu, Bupati Kutim juga mengaku kegiatan ini jadi momen pihaknya dalam menyerap berbagai aspirasi dari masyarakat. Untuk selanjutnya diselaraskan dengan visi dan misi kepemimpinannya.

Diawali menjelajah wilayah pedalaman, musrenbangcam berakhir di Kecamatan Karangan Rabu (24/3/2021). Lantas apa saja yang menjadi perhatian pasangan Bupati dan Wabup Kutim, Ardiansyah dan Kasmidi untuk prioritas pembangunan tahun depan?. Dilihat dari total ribuan aspirasi pembangunan, rangkuman dari ratusan desa di 18 kecamatan yang ada, setidaknya ada tiga hal utama yang bakal digenjot akselerasinya agar bisa terpenuhi hingga 2024 mendatang.

“Ternyata memang kita prediksi (kebutuhan mendesak) adalah infrastruktur. Hal (infrastruktur) yang mendominasi ialah jalan,” sebut Ardiansyah saat ditemui usai menutup Musrenbangcam di Karangan.

Menanggapi persoalan dimaksud, Ardiansyah dengan tegas mengatakan bahwa dia dan wakilnya berkomitmen dan berkonsentrasi terhadap sektor itu. Dengan mengalokasikan 50 persen APBD Kutim setiap tahunnya untuk pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat. Khususnya jalan-jalan, sistem drainase, hingga jembatan. Sehingga konektivitas atas wilayah kecamatan di Kutim semakin meningkat. Setidaknya dengan komitmen tersebut, dalam waktu 3 sampai 4 tahun kedepan, progres pembangunan infrastruktur bisa ditunaikan antara 60 sampai 70 persen.

Memang, Ardiansyah mengakui bahwa perkembangan penduduk sangat dinamis. Artinya kebutuhan infrastruktur juga sangat mungkin terus bertambah. Namun apabila daerah yang belum terjamah bisa tersentuh pembangunan infrastruktruktur, maka kesenjangan akan semakin berkurang. Kemudian target pembangunan perlahan namun pasti juga tercapai.

Berikutnya sektor yang tak kalah penting yang mesti ditingkatkan adalah sarana dan prasarana pendukung guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Seperti bangunan sekolah di bidang pendidikan, bangunan Puskesmas di bidang kesehatan. Sehingga dapat mendukung kebutuhan setiap kecamatan yang terus berkembang secara dinamis.

Ardiansyah yang lahir 5 Februari 1964 ini juga menyebut bahwa grand strategy pembangunan pertanian dalam arti luas tak boleh ditinggalkan. Sebab perkebunan, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan dan kelautan sangat dibutuhkan sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Melalui hasil pertanian, seperti percetakan sawah baru dengan daya dukungnya, penyaluran bibit hewan ternak dan sebagainya, tentunya dari waktu ke waktu bisa terus menopang perekonomian daerah. Sehingga Kutim dimasa datang tak lagi bergantung pada hasil bumi seperti energi fosil yang tak terbaharui.

Mendukung pernyataan Ardiansyah, Wabup Kutim H Kasmidi Bulang menjelaskan bahwa Pemkab Kutim saat ini sangat berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur daerah. 

“Karena kita melihat dari 18 kecamatan itu hampir semua usulan (musrenbang) terkait dengan infrastruktur,” ucap Kasmidi. 

Jika pemerintah sudah berkomitmen, maka menurut Kasmidi, tugas masyarakat selanjutnya adalah terus memberikan doa dan dukungan agar cita-cita pembangunan dapat tercapai sesuai harapan. Dia mewakili Bupati berjanji akan menjalankan amanah dan memberikan yang terbaik untuk daerah serta masyarakat Kutim.

Walaupun berkomitmen menggeber progres grand strategy pembangunan Kutim, yakni pembangunan pertanian dalam arti luas, peningkatan kualitas SDM serta pemenuhan infrastruktur dasar bagi masyarakat, bukan berarti kebutuhan lainnya tak dipenuhi. Ardiansyah dan Kasmidi berulang kali juga mengajak sektor swasta untuk terlibat dalam membangun Kutim. Bersinergi saling mengisi demi memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai aspirasi. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Bisa dibidang infrastruktur, peningkatan SDM maupun kebutuhan kesehatan dan lainnya. Dengan begitu sektor yang belum sempat atau tak maksimal dibangun oleh Pemkab Kutim dapat diwujudkan oleh pihak swasta. (hms7/hms3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini