Bupati Ardiansyah Sulaiman saat membuka Rembuk Pariwisata Kutim. Foto: Vian Pro Kutim
SANGATTA- Realisasi investasi di Kutim pada 2021 mencapai Rp 9 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 3 triliun. Hal itu disampaikan Bupati Ardiansyah Sulaiman saat membuka Rembuk Pariwisata Kutim 2022, Kamis (17/2/2022).
Informasi capaian realisasi investasi di Kutim tersebut diperoleh Ardiansyah saat mendengar dan menyaksikan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) secara daring (online) di ruang kerjanya pada, Rabu (16/2/2022) dan turut disaksikan seluruh kepala daerah di Indonesia. Bahkan untuk provinsi Kaltim capaian realisasi investasi pada 2021 menyentuh nilai Rp 41,15 triliun.

“Kita bersyukur, kondisi ini menunjukkan Pemkab Kutim telah bekerja keras untuk menarik minat investor. Ini kerja keras kita semua, terutama masyarakat yang senantiasa menjaga kondusifitas daerah tetap terjaga,” ucap orang nomor satu di Pemkab Kutim tersebut.
Disampaikan lebih jauh, dari 10 kabupaten/kota, Balikpapan menempati peringkat pertama dengan capaian investasi sebesar Rp 18 triliun. Sedangkan Kutim di posisi dua dengan nilai investasi sebesar Rp 9 triliun.

Meski begitu Ardiansyah menyebut capaian itu belum termasuk investasi metanol di Bengalon sebesar Rp 24 triliun oleh PT Batuta Chemical Industry Park (BCIP). Artinya BKPM belum menghitung investasi tersebut. Karena baru di 2021 masuk di Kutim.
“Kemungkinan nanti tercatat sebagai capaian investasi tahun 2022,”ujarnya.

Dari realisasi investasi sebesar Rp 9 triliun pada 2021 lalu, nyatanya juga mampu menyerap 10 ribu tenaga kerja (naker). Ardiansyah mengatakan, apabila Pemkab dan seluruh masyarakat Kutim konsisten menjaga daerah tetap kondusif dan aman bagi investor, dia yakin Kutim bisa menciptakan 50 ribu lapangan kerja sampai tahun 2024 nanti.
“Selain konduktivitas yang tidak kalah pentingnya adalah perbaikan dan peningkatan infrastruktur, regulasi yang mudah dan kebijakan insentif daerah,” jelasnya. (kopi4/kopi3)