Wawancara – Nampak Kadispora Kutim Basrie (kiri) mendampingi Bupati Ardiansyah Sulaiaman saat di wawancarai awak media. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
SANGATTA – “Ku kan bekerja, sepenuh daya. Bidang apapun pasti berguna. Pendidikan oh ya, kesehatan jaya, pertambangan ya, aku serta. Berkebun sawit ayo, beternak sapi oke, juga bertani serta melaut. Kutai Timur membutuhkan aku. Sama sepertiku membutuhkan dia”. Penggalan lirik lagu Mars Kutai Timur (Kutim) tersebut terlihat jelas ditulis untuk memotivasi masyarakat Kutim untuk memajukan kabupaten di sektor agribisnis. Berikutnya mengajak pemuda-pemudi untuk mengabdikan diri pada daerah.
Bupati Ardiansyah Sulaiman dihadapan peserta seminar “Peningkatan Potensi Wirausaha Muda Pemula Kaltim Berdaulat”, mengingatkan pemuda-pemudi agar kembali melihat lirik lanjutannya,
“’Jika aku pergi jauh, aku pasti pulang’. Spirit lirik ini menjadi momen saat melihat Kutim. Karena hampir semua Ibukota kecamatan, aktivitasnya hidup selama dua puluh empat jam. Mulai dari Sangatta, Bengalon, Sangkulirang, Kongbeng, dan lain-lain, merupakan daerah-daerah yang tidak tidur,” jelas Ardiansyah.
Kenapa? Menurut orang nomor satu di Kutim tersebut, karena aktivitas masyarakatnya amat luar biasa. Ada pertambangan, perkebunan, pertanian, serta sektor-sektor lainnya yang terus tumbuh. Karena itu semua potensi ada di Kutim. Panjang pantai Kutim terbentang sejauh 500 Km, dari perbatasan Berau di Tanjung Mangkalihat hingga perbatasan Bontang di Teluk Pandan. Satu pantai dengan pantai yang lain tidak terputus. Jika terpisah pun, jaraknya tak jauh.
“Belum lagi isi dan keindahan bawah lautnya,” urai Ardiansyah pada Rabu (18/5/2022) pagi di Hotel Royal Victoria.

Bahkan lagu Nusantara Koes Plus berjudul “Kolam Susu”, implementasinya ada di tanah “Tuah Bumi Untung Benua” Kutim dan Kaltim umumnya. Tak ayal jika kemudian menurut Bupati, Presiden Jokowi menjadikan Kaltim sebagai Ibu Kota Negara yakni Nusantara. Makan dari itu, momentum ini harus dimanfaatkan generasi millenial, agar saat Kaltim jadi IKN tidak hanya menjadi penonton hingga putih mata.
“Ini menjadi spirit tersendiri untuk kita semua. Kita harus ikut ambil bagian. Kutim memiliki kebun sawit, kebun coklat, hamparan padi, hingga buah salak manis di Sangkima. Semua ada di Kutim, belum lagi di dalam tanahnya ada batu bara, minyak dan gas, serta emas dan biji besi yang belum digali,” ujar Bupati menggugah semangat pemuda-pemudi yang hadir.
Dalam istilah yang disebutkan Bupati, Kutim adalah “Magic Land”. Yakni sebuah kawasan yang memiliki keajaiban. Dengan kawasan yang ajaib, dari laut, pantai, daratan, sungai-sungai tentu jadi modal tersendiri jika dimanfaatkan benar-benar oleh masyarakat Kutim. Bahkan ditiap kecamatan, Kutim memiliki banyak keajaiban. Tetapi hingga sekarang belum dimanfaatkan secara profesional.
“Untuk itu dapat kiranya, menjadi inspirasi bagi wirausaha muda untuk menggali kebermanfaatannya,” harap Bupati.
Ardiansyah berharap besar pada peserta seminar, untuk menghadirkan ide-ide yang penuh keajaiban dalam mewujudkan bukti nyata. Dengan terjun ke lapangan. Dalam masa pemerintahannya, ia akan mempromosikan maritim dan ekowisata melalui Sail Sangkulirang 2024. Sebagai bentuk dorongan untuk mengundang potensi-potensi dari dalam maupun luar, untuk mengenal lebih detail Kabupaten Kutim. (kopi5/kopi3)