Momen pelaksanaan upacara Harkitnas di Halaman Kantor Bupati Kutim dipimpin Wabup H Kasmidi Bulang. (Fuji Pro Kutim)
SANGATTA- Upacara di Halaman Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim) menandai peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), 20 Mei 2022. Wakil Bupati (Wabup) Kutim H Kasmidi Bulang bertindak selaku inspektur upacara pada kegiatan bertema “Ayo Bangkit Bersama” tersebut. Sejumlah pejabat eselon dua, eselon tiga dan pejabat fungsional serta unsur Forkopimda hadir di tribun utama. Sedangkan personel Kodim 0909/KTM, Polres Kutim, Lanal Sangatta, Satpol PP, Dishub, BPBD, dan ASN berdiri sebagai peserta upacara.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo RI) Johnny G Plate dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wabup menjelaskan, Hari Kebangkitan Nasional yang ke-114. Pada tahun ini yang bertema “Ayo Bangkit Bersama” menjadi bentuk seruan agar bangsa Indonesia bisa bangkit bersama dari pandemi COVID-19 yang sudah melanda dua tahun terakhir. Berikutnya ia mengajak semua pihak memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional, dengan menelaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Pada 20 Mei 1948, Presiden Soekarno menetapkan hari lahirnya perkumpulan Boedi Oetomo sebagai “Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia”. Di masa itu, terdapat ancaman perpecahan antar golongan dan ideologi di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa. Sehingga, semangat persatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo diharapkan menjadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa.
“Boedi Oetomo lahir untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Organisasi yang menyatukan pergerakan di Indonesia dari yang bersifat kedaerahan menjadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan. Tujuan didirikannya Boedi Oetomo yang tercetus dalam kongres pertamanya ialah untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan fokus pergerakan di bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Boedi Oetomo telah meletakkan tiga cita-cita bagi kebangkitan nasional yakni memerdekakan cita-cita kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia,” jelasnya.

Selanjutnya Menkominfo menyebut semangat Boedi Oetomo masih relevan untuk di kontekstualisasikan pada kehidupan berbangsa saat ini. Di tengah krisis pandemi COVID-19 dan konflik Ukraina-Rusia yang menyebabkan kondisi ekonomi global serta geopolitik menjadi tidak stabil. Rakyat Indonesia patut memaknai kebangkitan nasional sebagai upaya kolektif bangsa untuk memperkuat persatuan bangsa. Tak lupa ia menyampaikan bahwa penanganan COVID-19 di tingkat nasional, upaya Indonesia kian menunjukkan hasil yang positif. Dengan terus turunnya angka penularan dan meningkatkan capaian persentasi vaksinasi COVID-19. Penanganan COVID-19 yang membaik berimplikasi pada berangsur kembalinya aktivitas masyarakat secara normal. Secara perlahan, hal ini mendorong pemulihan perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen (y-on-y). Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif, kecuali Administrasi Pemerintahan dan Jasa Pendidikan.
“Dari sisi produksi, tiga lapangan usaha mengalami pertumbuhan tinggi yakni, sektor usaha transportasi dan pergudangan 15,79 persen, sektor jasa-jasa lain 8,29 persen serta sektor informasi dan komunikasi 7,14 persen,” sebutnya. “Mari terus kita bekerja keras dan bersinergi menjaga, mempertahankan dan meningkatkan perekonomian nasional Indonesia,” tambahnya seraya mengajak.
Momentum yang baik ini makin diperkuat dengan peran Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022. Pada Presidensi G20 tahun ini, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”, dengan tujuan dapat memberikan spirit baru dalam mewujudkan tatanan dunia yang dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran inklusif, serta menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan.
Pertemuan G20 yang dipimpin oleh Indonesia tahun ini mengusung tiga isu prioritas, yaitu arsitektur kesehatan global yang inklusif, transformasi berbasis digital dan transisi energi berkelanjutan. Indonesia terus mendorong negara-negara anggota G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata dan siap berkolaborasi serta menggalang kekuatan. Sehingga masyarakat dunia dan kemanusiaan dapat merasakan dampak nyata dari kerja sama ini.
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga,” katanya mengutip ucapan Dr Sutomo. (kopi3)