Runner up Duta Tari Kaltim 2022 Aflinizar Julianur Fajar. Foto: ist
BALIKPAPAN- Nama Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali harum di luar daerah. Kali ini Aflinizar Julianur Fajar, putra asli Kutim, kelahiran Desa Batu Timbau, Kecamatan Batu Ampar yang sukses mengangkat nama Kutim. Berpartisipasi di ajang pemilihan Putra-Putri Duta Tari Kaltim 2022 di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, Sabtu (21/5/2022) malam, lelaki yang lahir 16 Juni 2002 silam tersebut berhasil menjadi runner up Duta Tari Kaltim 2022. Pemilihan Putra-Putri Duta Tari Kaltim 2022 merupakan program Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim. Kegiatan ini melibatkan peserta dari delapan Kabupaten dan Kota se-Kaltim. Dengan jumlah 19 orang, yakni 8 putra dan 11 putri.
Keberhasilan Nizar, sapaan karib Aflinizar Julianur Fajar yang tercatat sebagai mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kaltim tersebut, mendapat apresiasi dari Pemkab Kutim. khususnya jajaran Dinas Kebudayaan selaku leading sector bidang terkait pembinaan budaya.
Kepala Bidang Kesenian Tradisi, dan Perfilman Dinas Kebudayaan Kutim, Hendra Ekayana menjelaskan, sebelum dinobatkan sebagai pemenang kedua, Aflinizar Julianur Fajar mesti bersaing dengan perwakilan dari Samarinda, Paser, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara dan Mahulu yang masing-masing diwakili dua orang. Khusus Balikpapan dan Berau masing-masing mengirimkan empat orang. Prestasi yang dicapai pemuda Kutim ini membuktikan bahwa pedalaman memiliki potensi kebudayaan yang tak kalah dari daerah lain.
“Membuktikan pula bahwa generasi muda Kutai Timur bisa berprestasi khususnya di bidang kesenian dan kebudayaan,” ujarnya.
Pemilihan Putra-Putri Duta Tari Provinsi Kaltim 2022 ini mengambil tema “Wonderfull of Banua Etam”. Dilaksanakan Jumat – Minggu pada 20 sampai 22 Mei 2022. Peserta yang terpilih dalam nominasi terbaik mendapatkan piagam penghargaan, trofi dan uang pembinaan. Prestasi yang telah diraih Aflinizar Julianur Fajar tentunya menjadi kebanggaan seluruh warga Kutim yang telah mendukung serta mendoakan putra terbaiknya. Maka dari itu Pemkab Kutim sudah seharusnya berterima kasih kepada generasi muda satu ini.
Hendra menambahkan, seluruh calon duta seni tari Kaltim sebelumnya mesti mengantongi rekomendasi dari instansi terkait, fasih berbahasa Inggris. Pastinya wajib menguasai seni tari, memiliki kepiawaian juga lentik lenggokan dan lambai tangan saat menari. Punya gerakan kepala yang halus ke kanan dan ke kiri selaras dengan alunan musik. Selain itu seorang penari harus mampu menyelaraskan wiraga, wirama dan wirasa dalam satu harmonisasi. Ke depan duta seni tari Indonesia diharapkan bisa menemukan para influencer tari dan menjadi ambassador seni tari yang dapat menginspirasi masyarakat. Demi pelestarian kesenian terutama seni tari.
Lebih jauh Hendra menambahkan bahwa Disbud Kutim akan memberikan dukungan penuh visi misi pembangunan Pemkab Kutim terkait pembinaan kebudayaan. Dia berpendapat pembinaan kebudayaan lokal harus tetap menjadi prioritas utama. Dengan keberagaman budaya yang ada, tentunya menjadi kunci utama memajukan Kutim.
“Hal ini juga sejalan dengan visi Kutai Timur yaitu ‘Menata Kutai Timur Sejahtera Untuk Semua’ yang berkesesuaian dengan misi pertama yaitu mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya dan bersatu,” tegasnya.
Ada suatu yang menarik pada malam grand final, saat Nizar diminta menanggapi soal opini bahwa laki-laki selalu dikatakan kurang pantas menjadi penari. Menurutnya tanggapan atau opini seperti itu hanya patut dibalas dengan aksi yang berprestasi. Sehingga pendapat orang yang hanya menilai kulit luarnya bisa hilang dengan sendirinya. Opini tersebut menurut pendapatnya lahir karena biasanya masyarakat belum mengetahui bagaimana proses terciptanya seni tari. (*/kopi3)