Beranda Kutai Timur Dari Minyak Atsiri Hingga Mesin Giling Kopi, Riyoto Terus Berinovasi

Dari Minyak Atsiri Hingga Mesin Giling Kopi, Riyoto Terus Berinovasi

155 views
0

Ketua Posyantek Riyoto Sangatta Achmad Riyoto ditemui Pro Kutim menampilkan mesin penggiling kopi. Foto: Irfan/Pro Kutim

TENGGARONG – Kutai Timur (Kutim) melalui tokoh pengusaha berbakat terus melakukan inovasi. Hal ini dibuktikan saat mengikuti Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) VIII Tingkat Kaltim, (25-27/6/2022) di Lapangan Basket Kompleks Olahraga Rondong Demang, Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Kegiatan yang rutin diikuti Kutim ini kembali menampilkan Posyantek Riyoto Sangatta yang beralamat di Jalan Yos Sudarso I Gang Nurillahui. Setelah mencetak prestasi dalam TTG VII pada 2021 lalu di Balikpapan dengan meraih juara kedua kategori TTG unggulan dengan menampilkan pengolahan minyak atsiri (essential oil), kini di 2022 ia memamerkan mesin penggiling kopi dan kompor panas turbo.

Ditemui Pro Kutim, Ketua Posyantek Riyoto Sangatta Achmad Riyoto menjelaskan tentang alat yang dipamerkan dalam TTG VIII di Tenggarong ini yakni alat pemisah biji kopi.

“Alat ini mampu memproduksi dengan kapasitas 350 kilo biji kopi per jam dan mampu mengolah lahan kopi 5 hektare serta keunggulan lainnya hanya menggunakan bahan bakar 5 liter saja sangat irit,” ulasnya.

Kemudian pihaknya sudah menjalin sinergitas yang baik dengan para petani kopi di Kutim bahkan di Kaltim dengan berbagai mekanisme.

“Salah satunya, saya menawarkan petani kopi se-Kaltim ini dengan teknologi yang saya buat. Intinya, saya sediakan pasar dan teknologinya dan para petani tinggal terima beres. Hasilnya dibagi dengan 80 persen untuk petani sedangkan 20 persennya untuk masuk ke kami,” urainya.

Kemudian, dari biji kopi ini selanjutnya disangrai dan dinamakan kopi khatulistiwa. Lokasi tanaman kopi ada di Jalan Bontang Sangatta Kilometer 8.

“Rasa pahitnya lebih nendang daripada kopi di jawa dengan jenis arabika,” terangnya.

Selanjutnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam melakukan kerja sama dengan siapa saja yang ingin mengembangkan produksi biji kopi.

“Tinggal terima jadi karena kami sudah sangrai biji kopinya, dan jika ada yang berminat dan tertarik alat penggiling kopi ini tinggal lapor DPMD Kutim dan akan dibuatkan MoUnya dan spesialnya biaya produksinya hanya dipotong 2 persen,” jelasnya.

Untuk setiap pengembangan kopi juga harus disesuaikan dengan kontrak kerja samanya dan produksi kopinya itu perlu waktu satu siklus setelah panen dilihat dulu untuk dipasarkan. Jika punya nilai tambah ya bisa dieskpor.

Terkait target juara, pihaknya tetap optimis bisa masuk nominasi .

“Ya ini jalan untuk bisa mengikuti TTG ke level nasional. Kita tetap bekerja keras terus mengembangkan TTG Kutim lebih dikenal,” ujarnya.

Lebih jauh ia pun mengajak sekaligus merangsang para pengusaha lain bisa menghasilkan TTG dari daerah asalnya.

“Yang belum ada teknologinya dipancing untuk berkembang dan hasilnya tentunya UMKM di pedesaan bangkit. Itu tujuan utama sebenarnya. Gali terus inovasi teknologi di desa apa yang potensial dan terus mengikuti zaman sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tutupnya.(kopi13)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here