Beranda Kutai Timur Kuatkan Komitmen Penanganan Lansia – 21 Puskesmas di Kutim Ikuti Orientasi Caregiver...

Kuatkan Komitmen Penanganan Lansia – 21 Puskesmas di Kutim Ikuti Orientasi Caregiver Informal

137 views
0

Dinkes Kutim menggelar orientasi caregiver informal untuk lansia. Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Dinkes Kutim dr Bahrani Hasanal dan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim Nur Hasanah. Foto: ist

SANGATTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) tidak tinggal diam terutama dalam penanganan lanjut usia (lansia). Beberapa waktu lalu, selama tiga hari mulai Selasa (28/6/2022) hingga Kamis (30/6/2022) di Hotel Royal Victoria, melakukan pertemuan orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver informal, dalam perawatan jangka panjang bagi lanjut usia (lansia). Diikuti 21 perwakilan Puskesmas di Kutim.  

Dari siaran pers yang diterima Pro Kutim, Kepala Bidang Binkesmas Dinkes Kutim Adianto Hermawandi melaporkan, kegiatan ini sesuai amanat yang tertuang dalam regulasi standar pelayanan minimal (SPM) sejak adanya pandemi COVID-19 yang terjadi di Kutim. 

“Program lansia akan dilaksanakan dengan penyesuaian terhadap status pandemi yang masih terjadi,” jelasnya.

Kemudian, dengan banyaknya lansia yang tidak memperoleh pelayanan kesehatan, maka risiko terjadinya lansia yang mengalami permasalahan kesehatan seperti menderita penyakit tidak menular seperti hipertensi, peradangan sendi, DM, penyakit jantung dan lainnya. Masalah kesehatan tersebut dapat menyebabkan ketidakmampuan lansia melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga membutuhkan perawatan jangka panjang (PJP). 

“Dalam pelaksanaan PJP, caregiver mempunyai peran yang sangat penting dalam mendampingi dan membantu lansia untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” tegasnya.

Lebih jauh, Adianto menambahkan sebagai salah satu langkah mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin. Selama siklus kehidupan manusia sampai memasuki fase lanjut usia dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang harus dihindari. Serta faktor-faktor protektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia. Untuk itu dilaksanakanlah pertemuan orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver dalam PJP pada lansia sesuai dengan ketergantungannya. 

“Kegiatan orientasi ini, kami menghadirkan atau memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada dokter di 21 Puskesmas selaku pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tenaga kesehatan serta pengelola program lansia di puskesmas  se-Kutim,” terangnya.

Hasilnya dapat membina dan mengajarkan kembali kepada pendamping/caregiver informal bagi lansia yang bisa berasal dari anggota keluarga, kader maupun masyarakat sosial lainnya yang ada di wilayah puskesmasnya masing-masing. Jadi momen orientasi ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan di Puskesmas tentang PJP bagi lansia. Petugas kesehatan yang dilatih mampu mengorientasikan penggunaan panduan praktis untuk caregiver informal pada PJP bagi Lansia. 

“Serta memperkuat komitmen bersama dalam penanganan pada program lansia,”  ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Dinkes Kutim dr Bahrani menegaskan, momen kegiatan ini memang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas tentang pelayanan bagi lansia dengan tingkat ketergantungannya. Sehingga mampu membina dan melatih pendamping lansia yang berasal dari anggota keluarga, relawan/kader yang disebut caregiver informal atau caregiver formal dari tenaga profesional kesehatan. 

“Sangat penting bagi caregiver memiliki keterampilan khusus dalam melakukan perawatan kepada lansia sehingga lansia mampu mempertahankan tingkat kemandiriannya dan mengurangi ketergantungan. Mencegah komplikasi penyakit atau disabilitas untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan berdaya guna baik bagi keluarga dan masyarakat,” katanya. 

Selanjutnya, salah satu dampak keberhasilan pembangunan dan kemajuan teknologi adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH), yang menyebabkan peningkatan populasi pada lansia. Sekaligus untuk memastikan populasi lansia yang banyak itu meningkat derajat kesehatannya serta berkualitas kehidupannya. Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan tenaga formal yang profesional maupun tenaga informal yang handal melalui kegiatan orientasi pada hari ini dengan narasumber yang expert di bidangnya. 

“Harapan saya semua peserta benar-benar menggunakan kesempatan ini untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya dari para narasumber yang hadir. Serta tetap menjaga protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung,” tutup Bahrani. (kopi13/kopi3)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here