Menanggapi : Bupati Ardiansyah Sulaiman selalu menyediakan waktu, untuk menanggapi berbagai pertanyaan dari wartawan di sela-sela kegiatannya yang padat. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
SANDARAN – Berada di kawasan ujung pesisir pantai Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Sandaran merupakan kawasan ekonomi yang terus tumbuh. Hal ini terdongkrak dari pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang masif di daerah tersebut. Kawasan yang dulunya amat sulit ditembus lewat jalur darat maupun jalur laut itu, saat ini berubah seiring makin menggeliatnya ekonomi masyarakat setempat.
Kalaupun ada beberapa kendala terkait jalur transportasi darat dan laut, hal itu tidaklah seekstrim pada awal Kutim berdiri pada medio 1999 lalu. Kini walaupun masih dianggap kurang, tetapi transportasi darat maupun laut sudah dapat dikatakan mendingan. Masyarakat dapat melalui jalur-jaluir transportasi dengan layak dibandingkan masa lalu.
Seperti diungkapkan oleh Camat Sandaran Tri Sukadar pada beberapa waktu lalu, beberapa kendala terkait jalur transportasi darat maupun laut, dapat dikatakan tidak banyak. Walau memang tidak mudah untuk dilakukan segera. Dari keterangan yang disebutkannya, ada beberapa poin yang jadi perhatian utama untuk dapat diselesaikan.

Ungkapkan : Camat Sandaran Tri Sukadar mengungkapkan tiga poin kebutuhan infrastruktur di kecamatan paling ujung wilayah pesisir Kutim. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
Pertama ialah rusaknya jembatan tua yang dibuat swadaya oleh masyarakat Susuk Dalam. Yakni jembatan yang menghubungkan antara Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran, jembatan tersebut berada di Susuk Dalam yang mana juga dapat menghubungkan dengan Susuk Tengah.
“Kondisinya saat ini tidak dapat dilintasi, karena jembatan yang dibuat atas swadaya masyarakat setempat tersebut rusak. Ada jembatan di Sungai Bangka, penggunaanya sangat intens serta tidak saja dipergunakan warga setempat. Namun dipergunakan sebagai jalur transportasi umum dan perusahaan. Banyak memanfaatkan jembatan tersebut. Kondisinya sudah tidak layak untuk dilewati kendaraan roda empat,” terangnya.
Poin kedua ialah perihal menembuskan jalur darat dari Manubar hingga ke Seriung, dianggap pula sebagai perihal utama lainnya. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) diminta dapat memberikan peta perencanaan trans pembangunan jalan. Agar di kemudian hari, tidak terjadi tumpang-tindih pengerjaannya dengan perusahaan. Yakni PT Setara Kilau Mas Adicita (SKMA) yang menggarap lahan untuk land clearing.

Jalur : Nampak salah-satu jalur darat menuju Desa Tado’an di Sandaran, yang tembus hingga ke wilayah Tali Sayan di Kabupaten Berau lewat jalur pesisir Kutim. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
Poin ketiga ialah perihal dua desa yang belum dapat terhubung jalur darat. Yakni Sandaran dan Tanjung Mangkalihat. Kedua wilayah tersebut dipastikan mampu menunjang event besar yang digarap oleh Pemkab Kutim, yakni Sail Sangkulirang pada 2024 mendatang.
“Kalau membangun jalan biayanya tinggi. Kalau diberi kendaraan air berupa perahu untuk menghubungkan kedua wilayah tersebut aksesnya lebih mudah. Tentu ini juga lebih ekonomis. Memang hingga saat ini masyarakat di kedua wilayah tersebut masih mengandalkan transportasi lewat jalur laut,” jelasnya.
Menanggapi tiga poin yang diungkapkan oleh Camat Sandaran Tri Sukadar. Bupati Ardiansyah Sulaiman segera memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim Muhammad Muhir menindaklanjuti secepatnya. Agar dapat memudahkan masyarakat di ujung wilayah pesisir Kutim tersebut, baik itu jalur transportasi darat maupun laut.
“Dinas Pekerjaan Umum (segera) buat peta jalan atau perencanaan jalan, agar memudahkan aktivitas masyarakat secara keseluruhan di Kutim. Jangan sampai nanti kita tidak mengerti, jalan dari kecamatan A ke kecamatan B. Termasuk dari desa A ke desa B menggunakan transportasi apa. Inilah salah-satu cara untuk memberikan informasi pada khalayak terkait transportasi di Kutim,” tegas Bupati.

Panorama : Salah-satu pelabuhan jalur laut yang menghubungkan Kecamatan Sangkulirang menuju wilayah Sandaran. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
Membicarakan Kecamatan Sandaran secara khusus, Ardiansyah Sulaiman menerangkan adanya informasi dari Camat tersebut merupakan hal yang baik. Sehingga DPU Kutim bisa segera merepon agar jembatan yang menghubungkan antara Susuk Dalam dan Susuk Tengah dapat segera diperbaiki atau ditingkatkan kualitasnya.
“InsyaAllah, jalur Manubar ke Seriung akan segera kita tindaklanjuti. Termasuk pula jembatannya. Untuk Sandaran dan Tanjung Mangkalihat, saya juga setuju usulan Camat. Jika tidak ada jalur darat yang dapat dipergunakan, transportasi air jadi jalan utama. Dengan catatan, harus ada dermaga yang memudahkan masuknya transportasi penghubung di kedua desa itu,” ungkap Bupati Ardiansyah Sulaiman. (kopi5/kopi3)