Mau’idhoh Hasanah : Bupati Ardiansyah Sulaiman saat memberikan mau’idhoh hasanah kepada peserta pengajian. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
SANGATTA – Dalam acara Silaturahim dan Pengajian Rutin Bulanan, yang dilaksanakan oleh Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kutai Timur (Kutim) Angkatan 2019, Bupati Ardiansyah Sulaiman turut memberikan Mau’idhoh Hasanah. Kegiatan yang diikuti oleh puluhan orang tersebut, berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan Bupati di Komplek Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi pada Minggu (31/7/2022).
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Kutim sekaligus perwakilan pengurus IPHI Kutim H Sofyansyah, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Angkatan 2019 Ustadz Subhan, mantan Camat Kaliorang Hanasiah, serta puluhan jamaah haji, laki-laki dan perempuan.
“Reuni bahasa anak muda, namun bahasa kita adalah silaturahim. Ternyata itu adalah perintah agama kita. Sudah menjadi hal yang bukan lagi rahasia, tetapi Rasulullah SAW memang menganjurkan kepada kita untuk terus menyambung tali silaturahim,” ujar Ardiansyah Sulaiman, usai memberikan Mau’idhoh Hasanah tentang Haji sebagai rukun Islam Kelima.

Pengajian : Ibu-ibu peserta pengajian rutin bulanan, dimana salah-satunya yakni mantan Camat Kaliorang Hanasiah. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
Pertemuan antara para jamaah haji angkatan 2019, diharapkan makin meningkatkan keimanan dan kerekatan antara sesama. Membayangkan bagaimana saat-saat melaksanakan ibadah haji di Makkah pada masa haji takkala itu. Bupati mengingatkan begitu indah dan nikmatnya ibadah haji, saat al hajju di Arafah, bersama-sama di Mina, bersama-sama melontar jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah.
Bupati Ardiansyah Sulaiman di hadapan peserta pengajian bulanan mengatakan bahwa dirinya mendapatkan kabar mengenai sulitnya pada masa haji pada 2022 ini. Ketika hendak masuk ke Raudhah (tempat utama yang terletak di antara mimbar dan makam Rasulullah di Masjid Nabawi di Madinah, red) tidak semudah pada saat musim-musim haji di tahun sebelumnya.
“Dulu mudah walau berdesak-desakan, asal tidak menyakiti orang. Hari ini dapat berita dari jamah haji yang baru pulang, masuk ke Raudhah harus menggunakan aplikasi. Sehingga jika tidak menggunakan aplikasi, tidak bisa masuk. Bayangkan itu, untuk masuk ke tempat yang mustajab saja, harus menggunakan aplikasi untuk jamaah haji tahun ini,” terang Bupati.

Maulid Habsyi : Pembacaan Maulid Habsyi yang diikuti oleh seluruh peserta pengajian rutin bulanan jamaah haji Kutim angkatan 2019. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
Begitu mendengar kabar tersebut, tentu jamaah yang melaksanakan ibadah haji sebelum pandemi COVID-19 terjadi, sama-sama mengucapkan, “Alhamdulillah”. Rasa syukur karena tidak diberi kesulitan pada saat melaksanakan ziarah ke dua kota suci. Sehingga girah Islam atau semangat yang membangkitkan segenap rasa kegembiraan atas keislamannya bangkit, setelah mendengar perihal-perihal yang tak mereka temui pada musim haji sebelumnya. Manfaat silaturahim juga meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT. Lebih banyak lagi kata Rasulullah, yakni rezeki dilipatgandakan, lebih dari itu dipanjangkan umurnya.
“Oleh karenanya terus berkumpul seperti ini, setiap bulan sekali untuk meningkatkan keilmuaan dan meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT,” pesan Bupati Ardiansyah Sulaiman.
Sementara itu, Ketua IPHI Kutim Angkatan 2019 Ustadz Subhan menambahkan, kegiatan mereka rutin dilaksanakan dalam tiap bulannya. Bahkan dalam waktu dekat ada undangan dari jamaah haji di Muara Wahau, meminta jamaah haji angkatan 2019 untuk hadir dan bermalam ditempatnya agar mengikuti pengajian.



“Jamaah haji 2019 ada sekitar 180 orang yang berangkat ke tanah suci. Dengan pembagian dalam dua kloter, untuk yang rajin silaturahim adalah yang di kloter 15. Mengingat di kloter satunya, banyak jamaah haji yang telah sepuh. Hari ini bahkan hadir Haji Qofisyaifudin dari Rantau Pulung yang rajin hadir dalam tiap pengajian bulanan,” ujar Ustadz Subhan. (kopi5/kopi3)