Beranda Pariwisata 20 Penari Dispar Matangkan Persiapan di BEC, Bawakan Tari Kutim Beuntung Betuah

20 Penari Dispar Matangkan Persiapan di BEC, Bawakan Tari Kutim Beuntung Betuah

223 views
0

Penari Dispar Kutim melakukan sesi latihan di area catwalk BEC di sepanjang jalan protokol Kota Banyuwangi, mereka siap tampil totalitas membawa nama Kutim. Foto: Irfan/Pro Kutim

BANYUWANGI – Di penghujung tahun 2022 ini, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi kembali menyelenggarakan parade etnik dalam Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2022 yang sekaligus melengkapi atraksi kolosal Gandrung Sewu sebagai suguhan warga Banyuwangi untuk Indonesia.

BEC berlangsung pada Sabtu, 10 Desember 2022. Puluhan talent akan berparade di sepanjang catwalk jalanan Kota Banyuwangi menampilkan beragam busana etnik yang dikreasi secara kontemporer.

Menariknya, dalam parade etnik ini tampil kontingen dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Timur (Kutim) yang akan diperkuat sebanyak 20 penari yang akan mempersembahkan tarian bertema “Kutim Beuntung Betuah”. Hal ini dijelaskan langsung oleh pelatih tari dari Dispar Kutim yakni Supiansyah Burhan ditemui Pro Kutim saat sesi latihan di catwalk BEC, Jumat (9/12/2022).

“Secara general, Dispar Kutim mengangkat tema ini. Nantinya kita akan persembahkan tarian komtemporer dan disisipin tradisional dance yakni ada tari topeng hudoq dan juga ada beberapa kostum karnaval budaya etnis Kutim seperti Dayak. Kami sudah melakukan geladi dan melakukan latihan di area catwalk BEC, kita sudah matang mempersiapkan dengan baik untuk tampil di BEC, semoga dapat memberikan yang terbaik,” ucap pria yang akrab disapa Pian ini.

Dijelaskan Pian, di dalam 20 penari ini terdapat satu penari anak-anak yang dibawa Dispar Kutim yakni Arya Azam asal Sangatta yang akan membawakan tari topeng hudoq didampingi dua penari dewasa dari Kecamatan Muara Wahau yakni Martinus dan Simon.

“Kita sudah mempersiapkan kostumnya dengan membawa daun pisang, ini akan menjadi ikonik di BEC karena kita memang benar-benar membawa tarian khas dari Kutim yang begitu kuat dan nantinya dikolaborasikan dengan fashion show beberapa model penari yang mengangkat suku pedalaman yakni ikon burung enggang. Jadi kita kolaborasikan untuk bisa menarik perhatian. Kita siap tampil totalitas di BEC,” jelas Pian.

Selanjutnya, untuk undangan menari di BEC menjadi hal pertama untuk Dispar Kutim.

“Kita memang diundang ke BEC 2022 ini, dan ini kesempatan yang sangat luar biasa bagi Dispar Kutim untuk unjuk gigi menampilkan tarian khas Kutim lebih dikenal selain di sisi kerja samanya bersama Disbudpar Banyuwangi untuk mengadopsi kegiatan mereka yang begitu luar biasa dalam menyusun kalender event pariwisata dan uniknya dalam event itu tidak semua menggunakan dana APBD,” ulasnya.

Kemudian, harapan setelah tampil BEC, Pian menegaskan pastinya ada tindak lanjut untuk para penari Dispar Kutim.

“Ini menjadi bukti pengalaman kami bisa tampil di BEC. Nah selesai event ini, kita akan melakukan pembinaan melalui sanggar tari yang ada di Dispar untuk lebih mengupdate skill menari dan selanjutnya mengadopsi sesuatu hal yang baik. Bisa saja di Kutim bisa menggelar event model BEC ini,” terangnya.

Memang diperlukan koordinasi antar pihak, intinya ke depan Dispar Kutim siap memberikan hal yang positif ke depan untuk perkembangan kepariwisataan daerah.

“Yang saya tangkap dari arahan Disbudpar Banyuwangi ini bahwa bukan menjual budaya namun bagaimana cara mengangkat nilai budaya itu memberikan kontribusi bagi masyarakat,” urainya.

Sebelum, tampil di BEC, Pian sudah mengarahkan untuk seluruh penari bisa tampil rileks di BEC ini.

“Intinya luwes dan tidak kaku, selain kita belajar berproses pokoknya menikmati tarian itu sendiri menggunakan musik iringan jadi seyogyanya penari juga bisa menjelaskan bahwa seni gerak bisa dijelaskan dengan baik dan orang yang menontonnya langsung paham,” bebernya.

Untuk diketahui, tema BEC tahun ini adalah The Diversity of Banyuwangi Culture. Tema ini menceritakan Banyuwangi yang menjadi rumah bagi ragam etnis dan budaya. Mulai dari Osing, Jawa, Bali, Madura, Mandar, hingga Arab. Sehingga diibaratkan sebagai Tamansari Nusantara.

Puluhan fashion yang akan diparadekan bakal disajikan secara tematik, merepresentasikan masing-masing etnis tersebut.

“Tak sekadar parade fashion kolosal, event ini akan diwarnai fragmen tentang bagaimana semua etnis yang ada di Banyuwangi ini kompak membangun daerah. Meskipun beragam, semuanya tetap guyub, bahu-membahu memajukan Banyuwangi,” kata Kepala Disbudpar Banyuwangi MY Bramuda.(kopi13/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini