Beranda Kutai Timur Stiper Kutim Gelar FGD Optimalisasi dan Konservasi Lahan

Stiper Kutim Gelar FGD Optimalisasi dan Konservasi Lahan

181 views
0

Suasana FGD dan Pengabdian dalam mendukung optimalisasi dan konservasi lahan, yang berlangsung di Hotel Royal Victoria, Sangatta. Foto: Vian Pro Kutim

SANGATTA-Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Kutai Timur menggelar Forum Group Discussion (FGD) dan Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian dalam mendukung optimalisasi dan konservasi lahan. Kegiatan ini kerjasama STIPER dan Kalfor Project sebuah kelompok kerja di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang berlangsung di Hotel Victoria, Sangatta Selasa (13/12/2022).

Staf ahli bupati bidang Perekonomian,Pembangunan dan Keuangan Hj Sulastin dalam arahannya saat membuka kegiatan tersebut menyatakan Pemkab Kutim mengharapkan ada peningkatan eksistensi dan kinerja STIPER sebagai institusi pendidikan yang handal dalam mendukung kemajuan pertanian di Kutim.

“Harapannya, seluruh civitas akademika STIPER menjadi elemen penting yang mendukung visi Pemkab Kutim dalam usaha memajukan pertanian yang berkelanjutan. Kegiatan ini juga diharapkan menghasilkan rekomendasi positif untuk meningkatkan sektor pertanian dalam arti luas,”ujar Sulastin.

Sebelumnya Ketua STPER Prof Juraemi menyatakan apresiasi yang tinggi bagi Kalfor Project yang sudah menjalin kerjasama dengan STIPER dalam pengelolaan kawasan di luar hutan secara bijaksana.

“Apa yang sudah dilaksanakan ini sudah sejalan dengan visi dan misi Kutim yakni menjadikan pusat Pendidikan dan pelatihan dan pengabdian STIPER melalui pemanfaatan lahan pascatambang serta pengembangan beberapa komoditi pertanian di kawasan perkebunan,hutan dan kawasan pesisir untuk mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri yang berkelanjutan,”sebut Prof Juraemi.

Sementara itu,Regional Fasilitator Kalfor Project,Pantom Priyandoko menjelaskan bahwa ada 7 desa di Kutim yang memperoleh skema insentif hasil penguatan dan perencanaan dan pengelolaan hutan di luar kawasan hutan di Kalimantan.
“Tujuh desa tersebut diantaranya adalah desa Saka dan Sempayau di Tepian Terap di Sangkulirang dan Batu Lepok di Karangan kemudian Cipta Graha, Desa Mata Air Kaubun dan Sekerat di Bengalon. Insentif ini bukan dalam bentuk dana segar (tunai) tapi dalam bentuk pendampingan oleh tenaga ahli,”jelas Pantom.

Lebih lanjut Pantom menjelaskan Kalfor ini bertujuan untuk menyelamatkan dan menjaga hutan (di luar kawasan hutan) beserta jasa ekosistem dan keanekaragaman yang bernilai tinggi.Manfaat proyek ini diharapkan dapat mengembangkan pengelolaaan dan perlindungan hutan di luar kawasan hutan.(kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini