Tim Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) gencar melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Foto: Foto Ist
SANGATTA — Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) sedang gencar menjalankan program swasembada daging sapi. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor ternak dari luar daerah dan mempersiapkan Kutim sebagai salah satu penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kepala DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum, melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan drh Antonius Kurniawan Dewanto, menjelaskan bahwa salah satu strategi utama yang diambil adalah pelaksanaan inseminasi buatan atau yang lebih dikenal dengan istilah kawin suntik.

“Kami terus melakukan program inseminasi buatan secara intensif. Ini penting karena kebutuhan daging sapi di masa mendatang diperkirakan akan meningkat, terutama dengan adanya proyek IKN,” ungkap Antonius saat diwawancarai belum lama ini.
Antonius menambahkan, kebutuhan daging sapi di Kutim diprediksi akan melonjak seiring dengan perkembangan wilayah dan peningkatan jumlah penduduk. Untuk itu dia mengatakan Kutim harus mempersiapkan diri.
“Oleh karena itu, inseminasi buatan dan pengadaan sapi betina produktif menjadi fokus utama kami. Sapi-sapi ini nantinya akan kami distribusikan ke masyarakat untuk dipelihara dan dikawinkan suntik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Antonius juga menyatakan bahwa pihaknya berharap ada kerja sama dengan sektor swasta untuk mempercepat program swasembada ini. Hingga kini, belum ada perusahaan swasta yang terlibat langsung dalam program ini. Karenanya DTPHP Kutim sangat berharap ada perusahaan swasta yang tertarik untuk bekerja sama.
“Selama ini, program ini berjalan dengan memaksimalkan peternakan milik masyarakat,” ujarnya.
Menurut Antonius, pihaknya terus berupaya keras untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan daging sapi dari luar daerah, yang saat ini masih mencapai 70 persen.
“Ini adalah tantangan besar, namun kami optimis dengan upaya dan kerja sama semua pihak, kita bisa mencapai swasembada daging sapi,” pungkasnya.
Dengan program ini, DTPHP Kutim tidak hanya berupaya untuk memenuhi kebutuhan daging sapi lokal, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan peternak dan masyarakat setempat. Harapannya, program ini bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam mencapai kemandirian pangan, khususnya daging sapi. (*/kopi3)