Beranda Kutai Timur Pelayanan Kesehatan, Mudah, Terpadu, Menyeluruh dengan Program ILP

Pelayanan Kesehatan, Mudah, Terpadu, Menyeluruh dengan Program ILP

326 views
0

Momen Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat Peluncuran ILP ditandai dengan penandatanganan komitmen Integrasi Layanan Primer (ILP). Foto: Vian Pro Kutim

SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan masyarakat melalui peluncuran program Integrasi Layanan Primer (ILP). Acara yang berlangsung pada Rabu (14/8/2024), di Hotel Victoria Sangatta ini diresmikan oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman. Peluncuran ILP ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama untuk mendukung era transformasi kesehatan yang mengedepankan pendekatan berbasis siklus kehidupan.

Tahap awal penerapan ILP akan dilakukan di lima puskesmas di Kutim. Yakni Puskesmas Teluk Lingga, Teluk Pandan, Kaubun, Kaliorang, dan Karangan. Program ini ditargetkan dapat diimplementasikan di seluruh puskesmas se-Kutim pada 2025.

Dalam sambutannya, Bupati Ardiansyah Sulaiman mengapresiasi kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) yang berhasil mempertahankan tingginya Indeks Harapan Hidup (IHH) kabupaten.

“Pada 2023, IHH Kutim mencapai 73 tahun dan meningkat menjadi 74 tahun pada 2024. Ini menunjukkan bahwa Pemkab Kutim berada di jalur yang benar dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,” ujar Ardiansyah.

Tidak hanya itu, Kutim juga meraih penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dari Kementerian Kesehatan RI selama tiga tahun berturut-turut. Penghargaan ini diberikan atas capaian jangkauan layanan kesehatan masyarakat yang termasuk dalam jaminan kesehatan pemerintah. Namun, Bupati menekankan bahwa program ILP harus lebih dari sekadar konsep.

“Program ini harus diimplementasikan dengan efektif sehingga benar-benar memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas dan akses layanan kesehatan di Kutai Timur. Pastikan layanan kesehatan ini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dengan mudah,” tegasnya.

Ardiansyah juga menyoroti peran penting kader posyandu sebagai ujung tombak dalam penanganan kesehatan masyarakat. Ia berjanji akan meningkatkan kesejahteraan para kader posyandu. Dia meminta Dinkes melakukan pendataan yang cermat terkait jumlah kader di seluruh Kutim.

“Kita akan upayakan anggaran tambahan bagi mereka dalam perubahan APBD 2024,” tambahnya.

Sebelumnya, Tim Kerja Laboratorium Kesehatan Masyarakat dari Kementerian Kesehatan RI dr Imelda yang menjadi narasumber dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa peluncuran ILP secara nasional telah dilakukan pada 31 Agustus 2023. Saat ini, terdapat 2.247 puskesmas di seluruh Indonesia yang sudah menerapkan ILP. Dengan target 4.000 puskesmas pada akhir 2024.

Imelda menjelaskan bahwa transformasi ILP bertujuan untuk menciptakan pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif dan berkualitas. Melalui edukasi, pencegahan primer dan sekunder, serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas pelayanan primer.

“ILP merupakan pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat. Fokus kami adalah menjaga agar masyarakat tetap sehat, bukan hanya mengobati mereka yang sakit. Pendekatan preventif dengan memaksimalkan peran posyandu dan pustu di tingkat desa menjadi inti dari ILP,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa puskesmas akan berperan sebagai “gate keeper” bagi pelayanan primer. Dengan melakukan skrining kesehatan berdasarkan usia untuk mendeteksi dan mengintervensi masalah kesehatan sejak dini.

Sementara itu, Kadinkes Kutim dr Bahrani, menyampaikan harapannya agar program ILP dapat terlaksana dengan sukses melalui kolaborasi dan koordinasi berbagai pihak. Menurutnya, integrasi layanan kesehatan mempermudah akses masyarakat dengan menyediakan berbagai layanan di satu tempat. Serta mengurangi kebutuhan pasien untuk berpindah-pindah fasilitas, yang pada akhirnya dapat mengurangi stres dan meningkatkan kepuasan pasien.

“Dengan ILP, kami berharap dapat menjangkau pelayanan hingga ke pelosok desa, serta menciptakan sistem layanan kesehatan yang lebih efisien, efektif dan berfokus pada kebutuhan primer pasien,” pungkas Bahrani.

Kehadiran ILP di Kutim diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang terintegrasi dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini