Suasana Peringatan Puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31. Foto: Adi Sagaria Pro Kutim
SANGATTA – Peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Kutai Timur (Kutim) yang digelar Selasa (15/10/2024) menjadi perhatian. Dalam acara yang berlangsung di Ruang Akasia, Gedung Serba Guna Bukit Pelangi, Sangatta, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim berhasil memukau berbagai pihak berkat prestasinya dalam menurunkan angka stunting secara signifikan.
Momentum ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi DPPKB, tetapi juga memicu rasa “iri” dari sejumlah instansi lain yang hadir dalam acara tersebut. Pujian pun mengalir dari berbagai pejabat daerah dan undangan yang hadir, di antaranya Sekretaris Kabupatrn (Seskab) Kutim Rizali Hadi, Ketua DPRD Jimmi, serta perwakilan Polres, Kodim 0909/KTM, Lanal, Kejaksaan Negeri, dan Pengadilan Negeri.

Seskab Rizali Hadi, mewakili Penjabat Sementara Bupati HM Agus Hari Kesuma, dalam sambutannya menegaskan pentingnya keluarga sebagai pondasi utama dalam pembangunan masyarakat. Ia juga mengapresiasi dedikasi DPPKB yang sejalan dengan visi nasional menuju Indonesia Emas 2045, khususnya dalam upaya pengentasan stunting.
“Keluarga adalah pondasi masyarakat. Program Pemkab Kutai Timur melalui DPPKB sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang bebas stunting,” ujar Rizali Hadi di hadapan peserta acara.

Prestasi DPPKB Kutim, Stunting Menurun Signifikan
Dalam kesempatan tersebut, Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaedi, menyampaikan bahwa peringatan Harganas ini menjadi pengingat pentingnya membangun keluarga yang kuat, sehat, dan terbebas dari stunting. Ia juga menekankan hasil kerja keras yang ditunjukkan seluruh pihak di Kutim dalam menekan angka stunting, yang terus mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
“Ini tugas berat, tapi kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari seluruh elemen, termasuk lembaga mitra dan perusahaan, sangat penting,” kata Achmad Junaedi.

Data terbaru menunjukkan penurunan signifikan pada jumlah keluarga berisiko stunting di Kutim. Pada Juni 2024, tercatat 15.576 keluarga masuk dalam kategori berisiko stunting. Namun, berkat upaya DPPKB dan pihak terkait, angka tersebut terus menurun hingga mencapai 12.362 keluarga pada akhir September 2024. Penurunan ini tentu menjadi pencapaian tersendiri, meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi.
Selain penurunan jumlah keluarga berisiko, jumlah anak yang mengalami stunting juga berkurang. Pada Juni 2024, terdapat 1.801 anak stunting, dan pada akhir September 2024 jumlah tersebut menurun menjadi 1.748 anak. Walaupun penurunan ini terbilang kecil, tren positif tersebut menjadi bukti bahwa upaya yang dilakukan pemerintah daerah, bersama dengan mitra kerja, membuahkan hasil yang nyata.
Kecamatan Muara Bengkal masih menjadi wilayah dengan kasus stunting tertinggi, dengan 224 anak terdampak. Sementara itu, Kecamatan Batu Ampar menjadi wilayah dengan angka stunting terendah, hanya mencatatkan 5 anak yang mengalami kondisi tersebut.
Penghargaan untuk Para Pejuang Pengentasan Stunting
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi berbagai pihak dalam upaya menekan angka stunting, DPPKB Kutim memberikan penghargaan kepada individu, kelompok, dan perusahaan yang dinilai berperan penting dalam keberhasilan ini. Penghargaan tersebut tidak hanya diberikan pada tingkat kabupaten, tetapi juga melibatkan pihak-pihak yang berkontribusi di tingkat nasional.
Acara yang penuh dengan nuansa apresiasi ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak pihak untuk berperan aktif dalam upaya bersama mencapai Indonesia yang bebas stunting pada tahun 2045. (kopi8/kopi3)