Momen Festival Bahari Nusantara. Foto: Adi Sagaria Pro Kutim
SANGATTA – Memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Kabupaten Kutai Timur (Kutim), pemerintah daerah kembali menyuguhkan berbagai acara yang memanjakan warganya. Salah satu acara yang paling dinanti adalah Festival Bahari Nusantara, yang digelar pada Sabtu (19/10/2024) malam, di Lapangan Heliped, Komplek Pusat Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi. Festival ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga ajang untuk memperkokoh identitas budaya lokal di tengah arus modernisasi.
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Poniso Suryo Renggono, yang hadir mewakili Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutim, Agus Haru Kesuma. Poniso menyampaikan bahwa festival ini merupakan simbol penghormatan terhadap kebudayaan leluhur yang harus tetap dilestarikan.

“Festival ini adalah bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur kita. Tarian pesisir dan pedalaman akan dikolaborasikan dengan tarian kreasi untuk menyambut tamu kehormatan. Memberikan hiburan, serta menampilkan tarian kolosal yang membutuhkan energi besar,” ujar Poniso di hadapan para tamu undangan.
Dalam acara pembukaan, hadir pula Kepala Dinas Pariwisata Kutim Nurullah, serta perwakilan dari berbagai instansi, termasuk Kodim 0909/KTM, Lanal Sangatta, Polres Kutim, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kutim, dan Perangkat Daerah (PD) lainnya. Kehadiran ratusan masyarakat Kota Sangatta yang antusias menyaksikan festival turut menambah semarak suasana.

Seni dan budaya menjadi tema sentral dalam festival ini. Penampilan tari tradisional yang menakjubkan dan artis-artis lokal yang memeriahkan panggung mampu memukau penonton. Pembukaan dimulai dengan penampilan musik tradisional dan tarian Jepen Genjong Bebaya, sebuah tarian khas Kutim yang langsung menarik perhatian para pengunjung.
Seni Budaya Sebagai Penyangga Ibu Kota Nusantara
Sebagai daerah yang akan menjadi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Poniso menekankan pentingnya peningkatan kualitas seni budaya Kutim. Menurutnya, tarian dan seni lokal harus siap untuk tampil di panggung nasional bahkan internasional.
“Kita siapkan tarian yang dapat tampil tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di panggung nasional bahkan internasional,” tegasnya.

Ia juga berharap bahwa seni dan budaya Kutim dapat menjadi suguhan utama dalam acara-acara besar yang akan digelar di IKN mendatang.
Selain tarian, acara Festival Bahari Nusantara juga diwarnai oleh pameran ekonomi kreatif yang akan berlangsung pada 22-25 Oktober 2024. Kepala Dinas Pariwisata Nurullah, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya Kutim kepada generasi muda serta wisatawan.

“Melalui festival ini, kita juga menampilkan seni budaya dari berbagai etnis, seperti suku Kutai, Dayak, dan lainnya, yang menjadi bagian penting dari identitas Kutai Timur,” ungkap Nurullah.
Ia menambahkan, acara ini tidak hanya merayakan seni, tetapi juga menjadi momentum untuk mempromosikan wisata kuliner dan produk kreatif lokal. Hal ini sejalan dengan perkembangan ekonomi kreatif yang terus berkembang di Kutim.
Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang
Festival ini diharapkan menjadi momen penting dalam upaya melestarikan budaya lokal agar tetap relevan dan dihargai oleh generasi mendatang.

“Kita ingin agar seni budaya Kutai Timur ini tidak hanya dilihat sebagai hiburan, tetapi juga sebagai identitas yang terus hidup di tengah masyarakat,” tambah Nurullah.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, acara ini diproyeksikan mampu menarik wisatawan dan menjadi daya tarik utama dalam kalender pariwisata Kutim. Lebih dari sekadar perayaan, Festival Bahari Nusantara menjadi bukti nyata upaya Kutim dalam menjaga, merawat, dan mengembangkan kekayaan budaya yang dimiliki. (kopi8/kopi3)