MUARA BENGKAL – Kabar duka datang dari Kalimantan Timur (Kaltim) H Awang Faroek Ishak (AFI), tokoh politik yang dikenal sebagai “Bapak Pembangunan Kutai Timur dan Kalimantan Timur”, menghembuskan napas terakhir di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, pada Minggu (22/12/2024) pukul 21.00 WITA. Kabar ini sontak mengejutkan berbagai pihak, termasuk Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, yang tengah menjalankan kunjungan kerja di Kecamatan Muara Bengkal.
“Atas nama pribadi, pemerintah, dan masyarakat Kutai Timur, saya menyampaikan duka cita mendalam. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan,” ujar Ardiansyah.
Awang Faroek Ishak dikenal sebagai tokoh yang meletakkan fondasi pembangunan di Kabupaten Kutim dan Provinsi Kaltim. Selama hidupnya, ia tidak hanya berperan sebagai pemimpin birokrasi tetapi juga sebagai figur politik yang gigih dalam memperjuangkan pembangunan daerah.
Sejak 2014, Awang Faroek didiagnosis menderita Bell’s Palsy, gangguan saraf yang menyebabkan kelumpuhan sebagian otot wajah. Kondisi ini kerap disalahartikan sebagai stroke ringan. Meski demikian, Bell’s Palsy berbeda karena tidak memengaruhi fungsi anggota tubuh lain dan tidak bersifat permanen. Dalam keterbatasannya, Awang tetap aktif menjalankan tugas politik hingga akhir hayatnya.
Lahir di Tenggarong, 31 Januari 1948, Awang adalah anak ke-11 dari pasangan Awang Ishak dan Dayang Johariah, dua tokoh Pamong Praja di Kaltim. Pendidikan dasar hingga menengahnya ditempuh di Tarakan dan Tenggarong, sebelum melanjutkan ke Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP Malang, ia meraih gelar sarjana pada 1973.
Ia juga menyandang gelar Magister Manajemen (1997) dan Magister Ketahanan Nasional dari Universitas Indonesia (1998). Karier akademiknya mengantarkan Awang menjadi dosen di Universitas Mulawarman dan Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Ia bahkan pernah mendapatkan gelar profesor tamu dari Universitas Victoria, Melbourne, Australia.
Awang Faroek memulai kariernya di Kantor Gubernur Kaltim pada 1973. Ia menjabat sebagai Pembantu Rektor III Universitas Mulawarman pada 1978 dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada 1982. Di dunia politik, Awang pernah menjadi anggota DPR/MPR RI selama dua periode (1987-1997).
Pada tingkat daerah, ia menjadi Pelaksana Tugas Bupati Kutai Timur (1999-2000) sebelum terpilih sebagai Bupati definitif untuk dua periode (2000-2008). Prestasinya di tingkat lokal membawanya ke kursi Gubernur Kaltim, yang ia jabat selama dua periode (2008-2018).
Setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur, Awang Faroek kembali menjadi anggota DPR RI pada 2019-2024. Namun, perolehan suara pada Pemilu 2024 menunjukkan penurunan, yang menjadi akhir perjalanan politiknya.
Jenazah Awang Faroek Ishak direncanakan dimakamkan di tanah kelahirannya, Tenggarong, pada Senin (23/12/2024). Kabar ini membawa duka mendalam bagi masyarakat Kaltim, yang kehilangan salah satu putra terbaiknya. Nama Awang Faroek Ishak akan selalu dikenang sebagai tokoh yang mendedikasikan hidupnya untuk pembangunan Kutim dan Kaltim. Program-program strategisnya, seperti pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas pendidikan, telah membawa banyak perubahan positif bagi daerah ini.
Selamat jalan, Bapak Pembangunan Kalimantan Timur. Semoga segala amal dan dedikasimu menjadi bekal terbaik di sisi-Nya. (kopi3)