Beranda Kutai Timur Peringatan Nuzulul Qur’an di Kutim, Bupati Kecewa Minimnya Kehadiran Pejabat

Peringatan Nuzulul Qur’an di Kutim, Bupati Kecewa Minimnya Kehadiran Pejabat

1,958 views
0

SANGATTA – Peringatan Nuzulul Qur’an 1446 H di Masjid Agung Al-Faruq, Kompleks Perkantoran Bukit Pelangi, Kutai Timur (Kutim) diwarnai sedikit kekecewaan Bupati H Ardiansyah Sulaiman. Pasalnya, banyak Kepala Perangkat Daerah (PD) yang absen, meski undangan resmi telah disampaikan.

Acara yang berlangsung Minggu (16/3/2025) malam ini merupakan kerja sama antara Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim. Dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan tokoh penting, termasuk Wakil Bupati Mahyunadi, kegiatan ini bertujuan memperkuat nilai-nilai keagamaan di lingkungan pemerintahan. Namun, rendahnya partisipasi para pejabat membuat Bupati Ardiansyah agak kecewa.

“Ke depan, panitia harus memastikan semua perangkat daerah hadir. Jangan hanya datang kalau ada absen,” tegasnya.

Ia menyoroti pentingnya keterlibatan aktif Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam agenda keagamaan sebagai bagian dari pembinaan spiritual masyarakat.

Ketidakhadiran banyak pejabat dalam acara ini memunculkan pertanyaan mengenai komitmen mereka terhadap aspek religius dalam pemerintahan. Sebagai pemimpin daerah, Bupati Ardiansyah menekankan bahwa nilai-nilai keislaman harus dihayati dan diamalkan, bukan sekadar seremoni belaka.

Peringatan Nuzulul Qur’an di Kutim bukan hanya tradisi, tetapi juga momentum refleksi bagi jajaran pemerintahan. Dengan absennya sejumlah pejabat, muncul kekhawatiran apakah semangat religiusitas di birokrasi mulai memudar. Acara ini sejatinya menjadi sarana membangun kebersamaan antara pemimpin daerah dan masyarakat. Kehadiran pejabat tinggi di kegiatan keagamaan bukan sekadar simbol, tetapi bentuk nyata kepedulian terhadap pembinaan moral di lingkungan pemerintahan berikutnya menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara birokrasi dan masyarakat dalam membangun pemerintahan yang tidak hanya profesional, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai agama.

Untuk itu, Bupati berharap ke depan, ASN lebih proaktif dalam menghadiri kegiatan keagamaan. Dengan demikian, nilai-nilai spiritual tetap hidup dalam kebijakan dan pelayanan publik di Kutim. (kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini