Momen pelantikan dan pengambilan sumpah/janji PNS Jabfung dan penyerahan SK CPNS Formasi 2024 oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman. Foto: Irfan/Pro Kutim
SANGATTA — Kantor Bupati Kutai Timur, Jumat (25/4/2025) menjadi saksi, ketika langkah-langkah mantap para Aparatur Sipil Negara (ASN) menapak di Ruang Meranti. Hari itu, mereka tidak hanya hadir sebagai individu biasa, melainkan sebagai abdi negara yang resmi memikul amanah besar. Dalam suasana sakral, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melantik dan mengambil sumpah 68 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Jabatan Fungsional serta menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan kepada 213 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2024.

Momen penting itu dipimpin langsung oleh Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, didampingi Sekretaris Kabupaten Rizali Hadi, Kepala BKPSDM Misliansyah, unsur Forkopimda, para pejabat eselon, serta keluarga para ASN yang turut menyaksikan jejak awal pengabdian putra-putri terbaik daerah.
“Tingkatkan kompetensi diri, inovasi, dan berikan pelayanan prima. Karena kontribusi kalian akan menentukan laju kemajuan Kutai Timur ke depan,” pesan Ardiansyah, dengan sorot mata menembus haru dan harap yang terpancar dari para ASN baru.
CPNS harus menjadikan masa percobaan satu tahun ini sebagai masa emas untuk membuktikan kapasitas, loyalitas, dan nilai-nilai ‘BerAKHLAK’ yang menjadi core values ASN Indonesia. Nilai ‘BerAKHLAK’ yang dimaksud ialah nilai berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Nilai-nilai ini kini menjadi fondasi moral dan profesionalisme birokrasi modern.
Kepala BKPSDM Kutim Misliansyah merincikan, sebanyak 68 PNS Jabatan Fungsional resmi disahkan, terdiri dari, Ahli Madya 7 orang, Ahli Muda 36 orang, Ahli Pertama 23 orang serta Terampil 2 orang. Dalam pengambilan sumpah, 61 orang beragama Islam dan 7 orang beragama Kristen, menjalani proses dengan penuh khidmat. Sebagai simbol komitmen terhadap tanggung jawab profesi dan integritas birokrasi.

“Pelantikan ini bukan sekadar formalitas, tapi pengukuhan status dan legitimasi hukum ASN dalam menduduki jabatan fungsional yang telah melalui uji kompetensi sesuai ketentuan berlaku,” jelas Misliansyah dalam laporannya.
Uji kompetensi yang dimaksud merupakan proses selektif, mulai dari pengusulan Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), dalam hal ini Bupati Kutim, hingga pertimbangan teknis oleh BKN melalui aplikasi I-Mut BKPSDM. Semua tahapan dilalui secara transparan dan akuntabel.
Tak kalah istimewa, penyerahan SK kepada 213 CPNS menjadi simbol regenerasi ASN. Para CPNS ini merupakan hasil seleksi dari formasi tahun 2024 yang diusulkan sebanyak 280 formasi. Terdiri dari Tenaga Kesehatan: 20 formasi, Jabatan Fungsional Umum 254 formasi, Jabatan Teknis atai Pelaksana 6 formasi. Namun, hanya 215 peserta yang lulus seleksi, dengan 213 orang menerima SK karena dua lainnya mengundurkan diri. Formasi yang tidak terisi, sebanyak 65 posisi, terutama untuk jabatan dokter spesialis dan jabatan di daerah terpencil, masih menjadi tantangan dalam penyediaan SDM berkualitas di tingkat kecamatan.


Selanjutnya 213 komposisi CPNS TMT 1 Maret 2025 meliputi, Jabatan Fungsional Tenaga Kesehatan 13 orang, Jabatan Fungsional Umum,197 orang, Jabatan Teknis atau Pelaksana 3 orang
Proses rekrutmen ini, menurut Misliansyah, merupakan bagian dari strategi prioritas daerah untuk memenuhi kebutuhan ASN berkualitas. Khususnya di bidang pelayanan publik, kesehatan, dan teknis, di mana sebagian besar jabatan tidak bisa dipenuhi lewat skema PPPK.
“Seluruh tahapan ini merupakan ikhtiar untuk memperkuat kapasitas SDM dalam mendukung visi Kutai Timur: Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing. Ini adalah langkah nyata membangun masa depan birokrasi yang berintegritas dan adaptif terhadap tantangan zaman,” tutupnya.



Hari itu, sumpah bukan sekadar ikrar di hadapan negara. Tapi menjadi awal baru dari perjalanan panjang pengabdian. Para ASN muda itu telah memulai lembaran baru dalam hidup mereka, dengan janji untuk tidak hanya bekerja, tetapi mengabdi, tidak hanya hadir, tetapi memberi makna. Dan dari Sangatta, cerita ini bergulir, tentang keyakinan, tanggung jawab, dan harapan yang kini bertumpu pada pundak mereka. (kopi13/kopi3)