SANGATTA — Di tengah geliat pembangunan desa yang terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim), sebuah karya visual muncul sebagai narasi segar atas optimisme masa depan daerah. Naomi Sachie, pemuda asal Sangatta Selatan, menyabet Juara 1 Lomba Vlog Explore Potensi Desa Kutim 2025 dengan karya dokumenternya yang berhasil memotret denyut nadi ekonomi dan pariwisata di kampung halamannya.
Vlog berdurasi singkat itu menyajikan lebih dari sekadar gambar bergerak. Lewat sudut pandang naratif yang mengalir dan pengambilan gambar yang cermat, Naomi mengajak penonton menyelami kehidupan masyarakat di Pasar Sangatta Selatan. Sebuah ruang yang menjadi titik temu antara tradisi dan geliat ekonomi lokal. Dijelaskan olehnya pasar bukan hanya tempat transaksi, tetapi jantung kehidupan warga. Di situlah roda ekonomi berputar, dan wajah masyarakat desa bersua.
Selain menyoroti aktivitas ekonomi, Naomi juga memperlihatkan dimensi lain Sangatta Selatan yang jarang terekspose, yakni potensi wisata bahari. Pantai Sangkimah yang alami dengan pasir kecokelatan dan Teluk Kaba yang tenang namun memukau di pagi hari, tampil sebagai lanskap yang belum banyak disentuh pariwisata arus utama.

Dinarasikan dengan informatif, bahwa setiap gelombang di Teluk Kaba membawa harapan, bahwa suatu hari wilayah ini bisa berdiri sejajar dengan destinasi unggulan lainnya di Kutim maupun Kalimantan Timur.
Keberhasilan Naomi dalam ajang ini bukan hanya prestasi pribadi, tetapi cermin keberhasilan pendekatan pembangunan berbasis pemuda dan komunitas yang digaungkan oleh organisasi Kutim Hebat di bawah kepemimpinan Habibi, Ketua Pemuda Kutim yang aktif mendorong literasi digital dan pelibatan anak muda dalam pembangunan desa.
“Kami percaya, perubahan desa bisa dimulai dari tangan anak muda. Lomba ini bukan hanya kompetisi, tetapi wahana mengasah rasa memiliki dan kreativitas,” ujar Habibi, yang turut menyerahkan penghargaan dalam malam penganugerahan di Sangatta, Minggu (18/5/2025).

Lomba Vlog Explore Potensi Desa Kutim 2025 merupakan inisiatif jaringan pemuda lokal. Tahun ini, ratusan peserta dari 18 kecamatan mengirimkan karya. Namun, juri menetapkan karya Naomi sebagai pemenang utama karena dinilai unggul dalam beberapa aspek. Seperti kekuatan narasi, kualitas visual, dan dampak sosial.
Itu Naomi kini menjadi representasi wajah muda Kutim yang tak hanya kreatif, tetapi juga peka terhadap potensi dan persoalan desanya. Ia berharap, karyanya bisa menginspirasi pemuda lain untuk berani berkarya dan peduli pada kampung halaman. (*/kopi3)