Beranda Kutai Timur Menteri Dukbangga Sebut TAMASYA Solusi Nyata untuk Ibu Bekerja

Menteri Dukbangga Sebut TAMASYA Solusi Nyata untuk Ibu Bekerja

96 views
0

Momen peluncuran TAMASYA oleh Menteri Dukbangga Wihaji. Foto: Bagus/Pro Kutim

MUARA WAHAU — Menteri Kependudukan dan Perkembangan Keluarga (Dukbangga) RI Wihaji, secara resmi meluncurkan program nasional TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak) di Desa Long Wehea Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Provinsi Kaltim tepatnya di kawasan perkebunan sawit milik PT Dharma Satya Nusantara (DSN) Group.

Dengan mengusung tagline “Orang Tua Tenang Bekerja, Anak Ceria Bersama TAMASYA”, program ini diharapkan menjadi solusi konkret atas dilema yang dihadapi banyak keluarga pekerja, khususnya kaum ibu.

Dalam sambutannya, Wihaji menyoroti kenyataan yang dihadapi oleh banyak perempuan Indonesia yang harus memilih antara bekerja atau mengasuh anak karena terbatasnya akses terhadap layanan pengasuhan yang terjangkau dan berkualitas.

“Data menunjukkan banyak perempuan harus mundur dari dunia kerja karena tak ada pilihan pengasuhan yang memadai. Titip anak mahal, keluarga tidak selalu bisa bantu. Di sinilah TAMASYA hadir sebagai solusi,” jelasnya.

Salah satu bentuk implementasi terbaik program ini dapat dilihat di lingkungan PT DSN Group, yang telah mendirikan 91 Tempat Pengasuhan Anak (TPA) gratis, melayani lebih dari 1.800 anak dari keluarga pekerja. Atas komitmen ini, Menteri Wihaji memberikan apresiasi tinggi kepada Direktur PT DSN Group, Lucy Sycilia, dan menyebutnya sebagai contoh ideal kolaborasi dunia usaha dalam mendukung kesejahteraan karyawan.

“Langkah PT DSN Group ini luar biasa. Harapannya, perusahaan lain di sektor swasta, BUMN, hingga pemda bisa mencontoh,” tambahnya.

Program TAMASYA dirancang menyeluruh, mencakup empat pilar layanan utama yakni pertama pendampingan pengasuh melalui pelatihan Kelas Orangtua Hebat (KERABAT) yang telah melatih 1.846 pengasuh, serta sistem belajar mandiri berbasis modul 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) melalui platform SIBima BKB EMAS, yang telah diikuti oleh 828 pengasuh.

Kedua, pendampingan anak meliputi pemantauan pertumbuhan, perilaku, dan pendeteksian potensi kekerasan, serta identifikasi kebutuhan layanan rujukan.

Ketiga, pendampingan orang tua/keluarga dengan fokus pada pelibatan orang tua melalui kelas parenting dan laporan perkembangan anak secara berkala.

Keempat, layanan rujukan dengan menyediakan sistem rujukan lengkap, mulai dari identifikasi kasus, tindakan berdasarkan tingkat risiko, hingga pemantauan pasca-rujukan.

Program TAMASYA tak hanya menjadi langkah strategis dalam perlindungan anak, tapi juga bagian dari upaya membangun ekosistem pengasuhan yang holistik dan berkelanjutan. Dengan adanya inisiatif ini, pemerintah berharap tercipta harmoni antara peran sebagai orang tua dan tuntutan ekonomi yang kian kompleks.

“Melalui TAMASYA, kita ingin membuktikan bahwa orang tua bisa bekerja dengan tenang, sementara anak-anak tetap mendapatkan haknya untuk tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan penuh kasih,” pungkas Wihaji.(kopi8/kopi13/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini