Beranda Kutai Timur Menjaga Kalam di Bumi Etam, Kutim Mantapkan Persiapan Tuan Rumah MTQ ke-45...

Menjaga Kalam di Bumi Etam, Kutim Mantapkan Persiapan Tuan Rumah MTQ ke-45 Kaltim

107 views
0

Seskab Kutim Rizali Hadi saat memimpin rapat persiapan MTQ Kaltim XLV. Foto : Hasyim/Pro Kutim.

SANGATTA- Menjelang MTQ ke-45 Kalimantan Timur (Kaltim), Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) mulai menyiapkan diri sebagai tuan rumah. Dengan empat pilar kesuksesan, yaitu sukses penyelenggaraan, prestasi, dakwah, dan UMKM. Di bawah langit Sangatta yang cerah pada Selasa (10/6/2025), denyut persiapan untuk perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-45 tingkat Provinsi Kalti mulai terasa semakin nyata. Ruang Damar lantai dua Gedung Serbaguna (GSG) Bukit Pelangi menjadi saksi rapat penting yang dihadiri para pemangku kepentingan. Sebagai bagian dari upaya sistematis Pemkab Kutim untuk menyukseskan agenda religius yang akan digelar pada 10 hingga 19 Juli 2025.

Dipimpin langsung oleh Sekretaris Kabupaten (Seskab) Kutim Rizali Hadi, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Panitia Pelaksana MTQ ke-45 Kaltim, rapat itu menjadi momentum konsolidasi teknis antarseksi panitia. Tak hanya soal logistik dan protokol, namun juga bagaimana Kutim menjadikan momen ini sebagai panggung strategis dakwah, pemersatu umat, dan pengungkit ekonomi kerakyatan melalui penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“MTQ tingkat provinsi ini adalah ajang besar, bukan hanya untuk Kutim sebagai tuan rumah, tetapi juga sebagai ajang kebanggaan umat. Untuk itu, semua persiapan harus matang dan menyeluruh,” tegas Rizali dalam sambutannya yang disampaikan dengan nada tegas dan penuh semangat.

Hadir dalam rapat tersebut Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Seskab Kutim Poniso Suryo Renggono, Kepala Kantor Kemenag Kutim Akhmad Berkati, Plt Kabag Kesra Setkab Kutim Nurcholis, serta para koordinator seksi dan perwakilan perusahaan yang turut memberi kontribusi pada penyelenggaraan.

Satu per satu seksi teknis memaparkan progresnya. Kesiapan penginapan bagi kafilah, pengaturan konsumsi, transportasi antarvenue, keamanan, hingga perlengkapan perlombaan dan tata panggung utama dibedah secara rinci. Semua dimatangkan dengan target penyelesaian yang terukur dan terjadwal.

“Semua seksi harus saling bersinergi. Jangan sampai ada yang bekerja sendiri-sendiri. Ini adalah kerja besar yang hanya bisa sukses jika dilakukan bersama,” lanjut Rizali.

Ia menekankan pentingnya sinergi dan komitmen kolektif. Waktu yang tersisa, katanya, tidak lagi panjang. Penekanan diberikan pada aspek infrastruktur pendukung, kesiapan lokasi lomba, hingga sistem pengamanan dan layanan tamu dari berbagai kabupaten/kota.

Hal yang tak kalah penting, Rizali menggarisbawahi bahwa MTQ kali ini harus menjadi momentum kebangkitan nilai. Tidak hanya ritual seremonial atau lomba membaca Al-Qur’an, tetapi juga wahana dakwah Islam yang damai dan inklusif, pemacu prestasi generasi muda, dan penggerak ekonomi lokal.

“Target kita adalah sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses dakwah, dan sukses pembangunan UMKM,” ungkapnya.

Tema besar MTQ XLV ini pun menyiratkan cita luhur: “Mewujudkan Masyarakat Cinta Al-Qur’an untuk Bangsa yang Bermartabat di Bumi Etam.” Sebuah kalimat sederhana namun sarat makna, mencerminkan harapan akan tumbuhnya masyarakat Qurani yang berperadaban tinggi di Kaltim.

MTQ ke-45 ini akan diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di Kaltim. Ribuan peserta dan pendamping dipastikan datang, membawa semangat ukhuwah dari berbagai penjuru Benua Etam. Dengan posisi strategis Sangatta sebagai pusat kegiatan, pengaruh sosial dan ekonomi dari gelaran ini diprediksi akan signifikan.

Lebih dari sekadar perlombaan, MTQ menjadi titik temu antara nilai keislaman dan pembangunan daerah. Di arena ini, nilai-nilai spiritual, estetika bacaan Al-Qur’an, hingga diplomasi budaya lokal akan bersanding erat dalam satu panggung yang membanggakan.

Jika segalanya berjalan sesuai rencana, Kutim tak hanya mencatat sejarah sebagai tuan rumah MTQ tingkat provinsi, tetapi juga sebagai daerah yang berhasil menunjukkan harmoni antara iman, kerja keras, dan kolaborasi. Kemudian ketika suara lantunan ayat suci menggema dari panggung utama Juli mendatang, masyarakat Kutim akan tahu, bahwa kerja-kerja sunyi yang mereka lakukan sejak jauh hari adalah bagian dari ikhtiar menjaga kalam ilahi tetap mengakar di bumi ini. Sebab di balik lantunan itu, ada harapan akan masa depan yang lebih bermartabat, sebagaimana tema yang mereka usung. (kopi11/kopi14/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini