Kirab Bangga Kencana 2025 untuk Regional Kalimantan
SAMARINDA – Dengan semangat Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32, Kirab Bangga Kencana 2025 untuk Regional Kalimantan resmi dilepas dari halaman Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda, Jalan S Parman, pada Sabtu (21/6/2025) pagi, pukul 08.30 WITA. Di balik seremoni yang sarat makna tersebut, terkandung pesan kuat tentang pentingnya membangun keluarga sebagai pondasi utama pembangunan nasional.
Turut hadir dalam momen ini, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Achmad Junaidi B, yang mewakili Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman. Ia mendampingi Wali Kota Samarinda Andi Harun, yang secara resmi melepas keberangkatan kirab bersama Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur (Kaltom) dr Nurizky Permanajati, serta para kepala dinas dari seluruh kabupaten/kota se-Kaltim.
Kirab Bangga Kencana bukan sekadar pawai kendaraan dinas atau barisan simbolik. Melainkan representasi gerakan nasional untuk menyadarkan masyarakat akan peran keluarga dalam menjawab berbagai tantangan bangsa, termasuk stunting.

“Kirab ini adalah momentum membangkitkan kesadaran publik akan pentingnya program keluarga. Semoga perjalanan kirab berjalan lancar hingga penyerahan pataka di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,” ujar Achmad Junaidi.
DPPKB Kutim sendiri mengirimkan dua kendaraan dalam kirab ini, yakni satu Mobil Unit Penerangan (Mupen) dan satu mobil operasional. Keduanya dikomandoi oleh Plt Sekretaris DPPKB Kutim, BB Partomuan, bersama tim penyuluh.
Junaidi menegaskan, melalui momen ini, Kutim turut mengampanyekan dua program prioritas nasional yang menjadi perhatian besar. Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) dan Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak). Keduanya adalah pendekatan strategis berbasis keluarga yang kini mulai diimplementasikan ke tingkat akar rumput.

“Angka stunting kita turun signifikan dari 29 persen menjadi 20,6 persen. Ini bukti kerja keras semua pihak. Tapi pekerjaan kita belum selesai. Edukasi harus terus digencarkan agar masyarakat sadar akan peran penting keluarga dan pola asuh anak,” tegasnya.
Dari panggung pelepasan, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyuarakan filosofi mendalam dari kegiatan ini. Menurutnya, kirab bukan hanya aktivitas seremoni, melainkan bagian dari gerakan moral untuk mengembalikan keluarga sebagai pusat pendidikan karakter bangsa.
“Kirab Bangga Kencana adalah gerakan moral nasional. Keluarga bukan hanya tempat berlindung, tetapi juga sekolah pertama dan utama bagi anak-anak kita. Di sinilah karakter bangsa terbentuk,” ucap Andi Harun.

Senada dengan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim dr Nurizky Permanajati, menambahkan bahwa Kirab Bangga Kencana membawa berbagai misi strategis. Mulai dari ajakan kolektif untuk mewujudkan keluarga berkualitas, hingga memperkenalkan inovasi layanan berbasis komunitas yang disesuaikan dengan tantangan era digital.
“Kirab ini membawa pesan penting seperti Amasya (Ajakan Memasyarakatkan Keluarga Sejahtera), Paman Asyuk Sayangana (Program Ayo Sukseskan Sayang Anak), Lansia Berdaya, hingga AI Super Caps yang mendorong inovasi dalam penguatan peran keluarga,” jelasnya.
Kirab Bangga Kencana 2025 diselenggarakan secara nasional melalui lima jalur regional, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi-Papua, Nusa Tenggara-Bali, dan Jawa. Untuk jalur Kalimantan, iring-iringan kirab berlangsung selama enam hari, mulai 21 hingga 26 Juni 2025, dengan Banjarbaru, Kalimantan Selatan, sebagai titik akhir regional.
Sepanjang perjalanan, peserta kirab akan menggelar berbagai kegiatan interaktif, seperti sosialisasi program keluarga berencana, penyuluhan kesehatan reproduksi, edukasi pencegahan stunting, kampanye media sosial, hingga pertunjukan seni dan budaya lokal di berbagai kota dan kabupaten yang dilalui.
Kirab ini menjelma menjadi ruang ekspresi kebijakan sekaligus edukasi publik. Di tengah tantangan bonus demografi, perubahan pola hidup masyarakat, dan transformasi sosial digital, program Bangga Kencana hadir sebagai pijakan kokoh untuk memperkuat ketahanan keluarga.
Bagi Kutim, peran dalam kirab ini adalah wujud konsistensi daerah dalam mendukung agenda nasional, utamanya dalam pembangunan sumber daya manusia dan pencegahan stunting berbasis keluarga.
Kirab ini pun mengirimkan pesan kuat, bahwa kekuatan bangsa tidak dibangun dalam ruang sidang atau rapat elite semata. Tetapi dimulai dari meja makan keluarga, dari pelukan ibu, dan dari keteladanan ayah. Di sanalah Indonesia masa depan ditempa. (kopi3)