Beranda Kutai Timur Peringatan Harganas di Kutim Jadi Panggung Komitmen Membangun Bangsa dari Keluarga

Peringatan Harganas di Kutim Jadi Panggung Komitmen Membangun Bangsa dari Keluarga

99 views
0

Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi B. Foto: ist

SANGATTA — Hujan yang turun sejak pagi di Sangatta tak menyurutkan barisan pegawai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) untuk tetap berdiri tegap dalam upacara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32, Senin (30/6/2025). Di halaman kantor DPPKB yang basah oleh gerimis, semangat justru tumbuh, keluarga, bukan hanya tema kerja, tapi fondasi masa depan bangsa.

Upacara itu dipimpin langsung oleh Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi B, yang tampil sederhana dengan pakaian Takwo, mencerminkan kesahajaan yang berpadu dengan keteguhan tekad. Ia tak hanya memimpin secara simbolik, tetapi menjadi penyampai pesan penting dari pusat. Dalam suasana yang tenang dan tertib, Plt Sekretaris DPPKB BB Partomuan, menjalankan tugasnya sebagai komandan upacara, memastikan jalannya prosesi tetap khidmat meski langit mendung menggantung.

Peringatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Dalam sambutan Menteri Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN RI yang dibacakan Achmad Junaidi, ditekankan bahwa keluarga adalah pondasi utama untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.

“Membangun Indonesia Emas 2045 dimulai dari keluarga yang hari ini kita dampingi dan berdayakan,” ujarnya.

Sambutan itu kemudian menekankan lima program strategis yang disebut sebagai quick win, yang mencerminkan pendekatan holistik pemerintah dalam menangani persoalan kependudukan dan pembangunan keluarga.

GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yang menempatkan persoalan gizi bukan semata sebagai tanggung jawab negara, tetapi juga sebagai ruang empati sosial warga terhadap anak-anak di sekitar mereka.

TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), sebagai respon konkret terhadap kebutuhan keluarga urban yang membutuhkan ruang penitipan anak yang aman, edukatif, dan manusiawi.

GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), yang mengembalikan peran ayah sebagai figur penting dalam proses tumbuh kembang anak, bukan hanya sebagai pencari nafkah, tapi juga sebagai pendamping emosional.

SIDAYA (Lansia Berdaya), program yang menolak melihat lansia sebagai beban, melainkan sebagai aset sosial yang tetap bisa berkontribusi dalam lingkup keluarga dan komunitas.

SuperApps Keluarga, sebuah inovasi digital untuk mengintegrasikan layanan informasi, konsultasi, dan data keluarga dalam satu platform. Bagi pemerintah, aplikasi ini bukan sekadar alat, melainkan penghubung konkret antara rumah tangga dan negara.

Meski sederhana, rangkaian kegiatan pagi itu menyimpan kekuatan simbolik yang dalam. Gerimis yang turun tidak dianggap sebagai pengganggu, justru menjadi cermin bahwa pembangunan keluarga tidak menunggu cuaca cerah. Dari para staf yang berdiri teguh di tengah hujan, hingga kalimat-kalimat dalam sambutan yang menyentuh sisi terdalam kesadaran kolektif, seluruh momen itu membentuk narasi yang kuat, bahwa keluarga adalah jawaban atas berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan moral bangsa.

Hari itu, DPPKB Kutim tidak hanya memperingati Harganas. Mereka menyuarakan kembali panggilan kemanusiaan yang terlalu sering terlupakan di tengah jargon pembangunan, bahwa setiap kebijakan besar akan sia-sia bila tidak dimulai dari rumah.

Di tengah derasnya arus digitalisasi, modernisasi, dan urbanisasi, peringatan Harganas di Kutim menjadi penanda penting, bahwa Indonesia tidak bisa berjalan ke depan tanpa menoleh ke dalam, pada unit paling awal pembentuk peradaban, yaitu keluarga. (*/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini