Beranda Kutai Timur Inovasi dan Edukasi Berbasis Digital Jadi Kunci Sosialisasi DPPKB Kutim

Inovasi dan Edukasi Berbasis Digital Jadi Kunci Sosialisasi DPPKB Kutim

12 views
0

Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi. Foto: Dewi/Pro Kutim

SANGATTA – Inovasi komunikasi publik kini menjadi perhatian serius Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Kepala Dinas DPPKB Achmad Junaidi menegaskan pentingnya perubahan cara kerja, terutama dalam memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui media sosial, podcast, serta sistem live streaming.

Menurutnya, pendekatan komunikasi yang tepat dan interaktif merupakan wujud nyata dari semangat kolaborasi untuk mempercepat penyebaran informasi program pemerintah ke seluruh lapisan masyarakat.

“Kalau dulu butuh waktu berhari-hari sampai seminggu untuk publikasi kegiatan, sekarang begitu selesai acara, detik itu juga bisa kita tayangkan. Ini bagian dari inovasi,” ujarnya.

Ia mencontohkan, kegiatan sosialisasi tidak harus selalu dilakukan melalui pertemuan besar di hotel. Melalui platform digital seperti podcast, media sosial, dan grup komunikasi di tingkat kecamatan hingga desa, pesan pembangunan bisa menjangkau masyarakat dengan cepat dan efisien.

“Kita cukup bicara di sini, nanti hasilnya disebar ke camat, kepala desa, hingga kelompok pendamping keluarga di lapangan,” jelasnya.

Di balik inovasi itu, semangat perubahan juga dimulai dari internal. Ia menceritakan bagaimana transformasi lingkungan kerja dilakukan sejak awal mulai dari penataan kantor hingga peningkatan jaringan komunikasi.

Ia menambahkan, semangat inovasi harus tumbuh dari setiap individu di lingkungan kerja. Kantor yang stagnan, katanya, bisa dilihat dari tidak adanya perubahan dari waktu ke waktu.
“Kalau kemarin, hari ini, dan besok tetap begitu-begitu saja, berarti tidak ada inovasi di dalamnya,” katanya menegaskan.

Selain mendorong inovasi di bidang komunikasi, DPPKB Kutim juga fokus pada pemberdayaan generasi muda, khususnya kelompok Generasi Berencana (Genre). Melalui kegiatan edukatif, para remaja didorong untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya.

“Anak-anak Genre ini bisa jadi narasumber praktik baik saat kita turun ke sekolah-sekolah. Mereka bisa bercerita kepada sesama remaja tentang menjaga kesehatan reproduksi, menjauhi narkoba, dan perilaku seks bebas,” ungkapnya.

Ia menilai edukasi semacam itu sangat penting di tengah maraknya pengaruh negatif dari teknologi digital terhadap perilaku remaja.

“Anak-anak sekarang cerdas, tapi kalau tidak diimbangi edukasi positif, mereka bisa salah arah. Dunia di handphone itu tidak ada batasnya. Maka kita harus hadir memberi panduan,” ujarnya.

Dengan wilayah Kutim yang luas dan jumlah sumber daya manusia terbatas, strategi komunikasi digital dan pemberdayaan masyarakat dinilai menjadi langkah efektif untuk mempercepat penyebaran informasi pembangunan.

“Bayangkan, dari 139 desa dan dua kelurahan, hanya ada 43 penyuluh lapangan keluarga berencana. Jadi, inovasi dalam sosialisasi itu mutlak diperlukan,” pungkasnya.(kopi15/kopi13)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini