Pameran foto bertema “Sejarah Kutai Timur” yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarsipus) Kutim. Foto: istimewa
SANGATTA – Di ruang utama Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim), deretan foto lawas berjejer rapi. Sebagian tampak buram dimakan usia, sebagian lain masih memantulkan semangat masa lalu. Pameran foto bertema “Sejarah Kutai Timur” yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarsipus) Kutim pada Senin-Selasa (10-11/11/2025) itu menjadi ruang kontemplasi visual tentang perjalanan panjang daerah yang lahir dari semangat membangun dan menata diri.
Puluhan foto dokumenter dipajang dengan tata artistik yang memikat. Setiap bingkai bukan sekadar potret, melainkan narasi diam yang menuturkan perubahan Kutim dari masa ke masa. Tiap foto seolah berbisik tentang perjuangan dan ingatan kolektif masyarakatnya yang tak lekang dimakan waktu.

Kepala Dispusip Kutim Ayub, mengatakan bahwa pameran ini dirancang bukan semata-mata untuk nostalgia, melainkan sebagai bentuk edukasi dan refleksi bagi generasi kini.
“Melalui pameran ini kita bisa melihat bagaimana Kutim tumbuh dan berubah. Setiap foto menyimpan kisah perjuangan dan semangat membangun yang patut diwariskan,” ujarnya.

Ayub menegaskan, kegiatan tersebut juga menjadi pengingat penting bagi seluruh perangkat daerah untuk lebih peduli terhadap arsip visual. Terutama dokumentasi pembangunan yang sering terabaikan.
“Foto-foto ini bukan hanya nostalgia, tapi bahan belajar agar kita bisa menata masa depan dengan lebih bijak,” tambahnya.
Dukungan datang dari Direktur Kearsipan Daerah 1 Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Irwanto Eko Saputro, yang turut hadir membuka acara. Ia menilai, langkah Pemkab Kutim menghidupkan arsip melalui pameran visual merupakan inovasi dalam mengenalkan nilai sejarah kepada masyarakat.

“Langkah seperti ini patut diapresiasi. Kutim menunjukkan bahwa dokumentasi masa lalu bisa dihadirkan dengan cara yang menarik dan edukatif,” katanya.
Bukan hanya para pejabat, warga pun larut dalam suasana nostalgia. Ayu, pegawai di Sekretariat Kabupaten, tampak menatap lama satu foto yang menampilkan kawasan Sangatta puluhan tahun silam.
“Saya sampai merinding melihat foto-foto ini. Banyak tempat yang dulu saya kenal kini sudah berubah. Rasanya seperti diajak pulang ke masa lalu,” ujarnya dengan mata berbinar.

Hal senada diungkapkan Rizky, staf Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim, yang menilai pameran ini mampu menumbuhkan rasa bangga dan keterikatan terhadap daerah.
“Kita jadi tahu bagaimana perjuangan para pendahulu membangun Kutim. Foto-foto ini membuat saya lebih bangga menjadi bagian dari Kutim,” katanya.
Selama dua hari, pameran ini tak sekadar menghadirkan arsip lama, tetapi juga membuka ruang dialog antara masa lalu dan masa depan. Setiap foto menjadi pengingat bahwa perjalanan sebuah daerah tak hanya tertulis di dokumen, melainkan juga terpahat dalam citra-citra yang merekam denyut waktu. Dari lensa masa lampau, Kutim menatap masa depan dengan kesadaran dan kebanggaan yang kian dalam.(kopi4/kopi3)

































