Suasana penutupan Festival Pekan Ekraf Kutim 2025. Foto: Dewi/Pro Kutim
SANGATTA – Festival Pekan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kutai Timur (Kutim) 2025 resmi berakhir pada Sabtu (29/11/2025) malam setelah berlangsung meriah selama tiga hari di Lapangan Alun-alun Bukit Pelangi. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim Nurullah, menutup gelaran yang sukses menjadi etalase kreativitas para pelaku usaha, khususnya generasi muda Kutim.
Ribuan masyarakat memadati area acara, menyaksikan pameran UMKM, seni pertunjukan, musik, kriya, film, kuliner, hingga inovasi fashion berbahan limbah. Festival ini merupakan hasil kolaborasi sukses antara Dinas Pariwisata dan komunitas Pemuda Kutim Hebat.


Malam penutupan disemarakkan oleh rangkaian penampilan pelaku ekraf dan kompetisi konten kreator. Sebanyak tujuh video karya peserta lomba konten kreator yang mendokumentasikan aktivitas festival selama dua hari pertama ditayangkan dan dinilai oleh juri profesional. Aspek yang dinilai mencakup kreativitas, teknik pengambilan gambar, dan kesesuaian tema. Pengumuman pemenang lomba menjadi salah satu puncak acara yang dinantikan.
Pembina Pemuda Kutim Hebat, Ordiansyah, menyampaikan apresiasi atas sinergi dengan Pemkab Kutim.
“Ini kerja sama awal yang kami harap bisa terus dikembangkan di tahun-tahun berikutnya. Potensi ekonomi kreatif di Kutim sangat besar, namun banyak yang belum dieksplor secara maksimal,” ujar Ordiansyah.

Ia secara khusus menyoroti potensi besar pemanfaatan limbah industri lokal, seperti limbah kayu dan serbuk gergaji, untuk diolah menjadi produk kreatif bernilai ekonomi tinggi.
“Anak-anak muda Kutim punya kreativitas luar biasa. Bonus demografi adalah modal besar bagi kita untuk terus tumbuh di sektor ekonomi kreatif,” tambahnya.
Senada Kepala Dispar Kutim, Nurullah, dalam sambutan penutupannya, menegaskan bahwa Festival Ekraf bertujuan lebih dari sekadar hiburan, melainkan sebagai ajang promosi untuk mendorong pelaku usaha lokal bersaing hingga tingkat internasional.

“Kita berharap para pelaku ekonomi kreatif tidak hanya berada pada tahap rintisan, tetapi bisa naik ke tingkat mandiri dan berdaya, bahkan produknya bisa diekspor,” tegasnya.
Nurullah memberikan contoh keberhasilan pelaku ekraf dari Kecamatan Kaubun dan Bengalon yang produknya telah menembus pasar luar negeri seperti Brunei dan Malaysia. Ia juga menyebut suksesnya Naldi, talenta muda Kutim yang menembus 10 besar Dangdut Academy Indosiar, sebagai bukti nyata lahirnya kreativitas unggul dari daerah.

“Kita terus menggali bakat-bakat anak muda Kutim. Apa yang kita saksikan hari ini menunjukkan Kutim memiliki potensi besar untuk bersaing,” pungkasnya.
Momentum penutupan ini diiringi tepuk tangan meriah, menandakan harapan agar kegiatan serupa dapat kembali digelar dengan skala lebih besar di tahun mendatang, memperkuat peran generasi muda dalam memajukan ekonomi dan budaya lokal.(kopi15/kopi13/kopi3)



































