Momen penyaluran dana bantuan KPC untuk komunitas pembatik Kutim. Foto: Istimewa
SANGATTA – Kaltim Prima Coal (KPC) melalui program Local Business Development (LBD) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya lokal. Perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Kutai Timur (Kutim) ini menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bidang pengembangan masyarakat senilai Rp 130 juta kepada Komunitas Pembatik Kutim.
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di Sanggar Batik Galuh Kartini, Jalan Pinang Dalam-Sangatta, Kamis (4/9/2025) lalu bertepatan dengan agenda pertemuan rutin para pembatik. Hadir dalam kesempatan itu Supt LBD KPC Faizal, serta Ketua Komunitas Pembatik Kutim Masniar Donggo yang juga pemilik Sanggar Batik Galuh Kartini.
Masniar, yang dikenal dengan karya batiknya bermotif Telapak Tangan Karst Mangkalihat, menyampaikan apresiasinya atas kepedulian KPC. Menurutnya, bantuan renovasi sekretariat komunitas akan menjadi sarana penting bagi 13 anggota pembatik yang tergabung untuk berkumpul, bertukar ide, dan memperkuat silaturahmi.

“Sekretariat ini akan menjadi wadah bersama untuk menumbuhkan kreativitas sekaligus mengembangkan batik khas Kutim agar semakin dikenal,” ujarnya.
Ucapan senada datang dari Ises Krismananta, pemilik Workshop Batik Arit Lepo, salah satu penerima bantuan. Dengan karya motif khas seperti Tenup Kanjet, Titik Nol Borneo Zape, Topeng Hudoq, hingga Wakaroros Anggrek, ia merasa lebih bersemangat setelah mendapat dukungan pembangunan workshop dari KPC.
“Bantuan ini menambah motivasi saya untuk terus berkarya dan memperkenalkan batik Kutim ke masyarakat luas, baik di tingkat lokal maupun nasional,” tuturnya.
Sejauh ini, Kutim telah memiliki sejumlah motif batik yang terdaftar hak cipta antara lain Akar Paku Bolo, Kelubut, Daun Singkong, Telapak Tangan Karst, dan Arit Lepo. Bahkan, karya pembatik Kutim bertajuk Majestic Wakaroros sempat tampil membanggakan pada ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 di Jakarta, 30 Mei lalu.
Faizal dari KPC menegaskan bahwa dukungan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus mendukung program Pemerintah Kabupaten Kutim dalam melestarikan batik lokal, terutama motif khas “Wakaroros”.
“Selain renovasi sekretariat komunitas, tahun ini kami juga membantu pembangunan satu workshop bagi pembatik Arit Lepo. Ke depan, KPC akan memfasilitasi pelatihan melalui program UKM Tangguh maupun Kutim Preneur agar para pembatik memiliki kompetensi yang diakui secara profesional,” jelasnya.

Faizal menambahkan, KPC berkomitmen untuk terus mendukung komunitas pembatik lokal sebagai bagian dari penguatan ekonomi masyarakat di sektor non-tambang.
“Harapannya, batik Kutim bisa semakin dikenal, bernilai ekonomi, sekaligus menjadi warisan budaya yang membanggakan bagi Kutim,” pungkasnya.(*/kopi12/kopi13/kopi3)