Imranul Karim (kedua dari kiri) pria asal Kutai Timur finalis dalam Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke-30. Foto: Hasyim Pro Kutim
SAMARINDA – Tampil sebagai finalis dalam Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke-30, Imranul Karim mewakili Kalimantan Timur (Kaltim), menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas kesempatan yang diberikan Allah SWT. Pria asal Kutai Timur (Kutim) ini mengungkapkan bahwa penampilannya di final pada Sabtu malam (14/9/2024) terasa jauh lebih nyaman dibandingkan saat babak penyisihan yang dilalui sebelumnya.
“Saat babak penyisihan, ada rasa tegang yang lebih dibandingkan malam ini di final. Alhamdulillah, berkat latihan intensif selama 11 bulan, saya bisa tampil lebih percaya diri meskipun ada beberapa kendala teknis,” ungkap Imranul usai penampilannya.

Menurutnya, salah satu tantangan terbesar dalam ajang ini adalah saat memilih dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan lagu yang tepat.
“Namun, alhamdulillah, pada final kali ini, semua sudah disiapkan dengan baik. Kami tidak perlu memilih lagu sendiri karena semuanya sudah ditentukan sebelumnya,” jelasnya.

Pada babak final, Imranul berkesempatan membawakan tiga lagu, yaitu Bayi, Hijaz dan Vika, dengan waktu tambahan untuk setiap lagu. Ia mengakui bahwa persiapan yang matang menjadi kunci keberhasilannya di ajang ini.
“Meskipun ada kendala teknis, seperti suara yang sempat pecah, semua berjalan sesuai harapan. Bagi saya, ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana untuk menanamkan kecintaan pada Al-Qur’an, baik kepada para peserta maupun masyarakat luas,” ujar pria yang telah dikaruniai tiga anak tersebut.

Imranul juga memberikan pesan motivasi kepada para peserta lain, terutama yang belum berhasil. “Tetap semangat dan jangan pernah putus asa. Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Hasil tidak akan mengkhianati usaha,” katanya dengan penuh semangat.
Terkait dengan rencana Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat provinsi Kaltim tahun 2025, yang akan digelar di Kutim, Imranul berharap daerahnya bisa meraih prestasi terbaik.

“Kami sangat berharap Kutim bisa menjadi tuan rumah yang baik dan berhasil merebut gelar juara umum pada MTQ tingkat provinsi tahun depan. Itu target utama kami,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
MTQN ke-30 ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mendorong kecintaan dan penguasaan Al-Qur’an, khususnya di Kaltim. Selain itu, ajang ini menjadi dorongan bagi seluruh peserta untuk terus berusaha dan mencapai prestasi yang lebih tinggi di masa mendatang.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Imranul Karim dan para peserta lainnya telah membuktikan bahwa MTQN bukan hanya panggung untuk menunjukkan kemampuan tilawah, tetapi juga ladang amal yang akan membawa keberkahan bagi umat Islam di Indonesia. (kopi11/kopi3)