Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman. Foto: Dokumentasi Prokutim
SANGATTA – Komitmen Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ardiansyah Sulaiman dalam mempromosikan produk asli daerah tak hanya sekadar retorika. Dari batik khas hingga air mineral lokal, Ardiansyah menunjukkan langkah konkret untuk menjadikan hasil produksi daerah sebagai identitas sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.
Sejak beberapa waktu lalu, ia mengimbau seluruh jajaran aparatur sipil negara di lingkup Pemkab Kutim untuk mengenakan batik wakaroros setiap Kamis atau saat menghadiri acara resmi di luar daerah. Ajakan ini bukan sebatas simbol, melainkan bentuk nyata mendukung perajin batik agar karyanya memiliki pasar yang kuat dan berkelanjutan.

Langkah serupa kembali terlihat ketika Ardiansyah melakukan kunjungan lapangan ke proyek SPAM Regional Sistem Void Indominco di lokasi tanbang PT Indominco Mandiri (IMM) di Kecamatan Teluk Pandan, Kamis (4/9/2025) lalu. Seusai menunaikan salat dzuhur, rombongan Pemkab Kutim dijamu makan siang oleh manajemen PT IMM. Namun, ada satu momen yang menarik perhatian, Ardiansyah hanya bersedia menemani hidangan siangnya dengan air mineral merek lokal, Sangattaqua, produksi Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Tuah Benua (TTB) Kutim.
Situasi itu sempat membuat tuan rumah sedikit panik karena tak menyiapkan produk lokal tersebut. Beruntung, Direktur Utama Perumdam TTB Suparjan dan jajaran hadir dengan membawa stok Sangattaqua. Ardiansyah menegaskan pilihannya bukan tanpa alasan.
“Sangattaqua memiliki kualitas tak kalah dengan produk air mineral kemasan nasional lainnya. Produk ini sudah diuji klinis di laboratorium dan memenuhi perizinan serta standar nasional Indonesia (SNI),” ujarnya.

Di hadapan manajemen PT IMM, ia pun mengajak agar perusahaan ikut berkomitmen dengan menggunakan Sangattaqua sebagai pilihan utama air minum dalam kemasan. Menurutnya, dukungan semacam ini penting untuk menguatkan produk daerah agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Dari batik wakaroros hingga air mineral lokal, langkah Ardiansyah memperlihatkan konsistensi seorang kepala daerah dalam membangun kebanggaan kolektif atas karya daerah sendiri. Sebuah contoh kecil, namun memberi pesan besar bahwa produk lokal bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian penting dari kemandirian ekonomi Kutim. (kopi3)