Beranda Keagamaan Jadi Inspirasi, Kaliorang dan Spirit Sosial di Awal Muharram

Jadi Inspirasi, Kaliorang dan Spirit Sosial di Awal Muharram

77 views
0

Wakil Bupati Mahyunadi menghadiri kegiatan santunan anak yatim di Kaliorang. Foto: Rusliansyah/Pro Kutim

KALIORANG- Kegiatan santunan anak yatim di Desa Bukit Makmur, Kecamatan Kaliorang, menjadi gambaran sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga zakat dalam membangun nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial di Kutai Timur (Kutim).

Suasana Masjid Nurul Iman di Desa Bukit Makmur, terasa berbeda pada Sabtu (19/7/2025) pagi. Bukan hanya karena kalender menandai hari-hari awal Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, melainkan karena hadirnya wajah-wajah kecil yang penuh harap. Disambut dengan kasih dan kepedulian dalam kegiatan santunan anak yatim yang telah menjadi tradisi tahunan di desa ini.

Sudah dua belas tahun kegiatan ini berjalan. Diinisiasi oleh masyarakat, didukung pemerintah kecamatan, desa, serta lembaga zakat, tradisi ini kini menjelma menjadi ruang silaturahmi sosial yang mempertemukan berbagai unsur. Meliputi warga, tokoh agama, pejabat publik, dan para dermawan.

Tahun ini, acara dihadiri oleh Wabup Kutim H Mahyunadi, Anggota DPRD Kutim Ardiansyah, Camat Kaliorang Rusnomo, Kepala Desa Bukit Makmur Adventus Eko Purwanto, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kutim Masnip Sofwan, perwakilan perusahaan PT Indexim Coalindo, serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Supriyadi mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak sekadar menjadi rutinitas, tetapi juga bentuk komitmen warga untuk menjaga nilai kepedulian terhadap anak-anak yatim.

“Kami berharap kegiatan sosial ini dapat terus berlanjut sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap anak-anak yatim di lingkungan sekitar,” ujarnya singkat namun sarat makna.

Camat Kaliorang Rusnomo menyampaikan bahwa pada kegiatan kali ini, setiap anak yatim menerima santunan senilai Rp 2 juta. Dana tersebut merupakan gabungan dari donasi masyarakat, panitia, dan dukungan dari BAZNAS Kutim.

“Alhamdulillah, hari ini setiap anak yatim menerima santunan total sebesar Rp 2 juta,” katanya.

Tak hanya memberi bantuan finansial, acara juga menjadi ruang refleksi nilai-nilai sosial. Anggota DPRD Kutim Ardiansyah menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari pembangunan karakter masyarakat Kutim yang inklusif dan penuh welas asih.

“Ini merupakan momentum untuk memperkuat nilai sosial dan kemanusiaan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sementara, Wabup Kutim H Mahyunadi, dalam sambutannya, menekankan pentingnya menjaga integritas dan amanah dalam mengelola dana santunan bagi anak yatim. Menurutnya, bantuan sosial bukan hanya kegiatan administratif, tapi menyangkut tanggung jawab moral.

“Saya berpesan agar amanah ini dikelola sebaik-baiknya. Harta untuk anak yatim harus diserahkan kepada pihak yang benar dan bertanggung jawab. Ini bentuk tanggung jawab moral dan sosial kita bersama,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat agar terus bersinergi dengan pemerintah daerah, terutama dalam menjawab berbagai kebutuhan sosial dan pembangunan di Kutim.

“Apa yang kurang, mari kita kerjakan bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” tambahnya.

Momentum Tahun Baru Islam pun dimaknainya sebagai titik awal membangun solidaritas dan memperkuat semangat gotong royong. Mengisi dengan semangat perubahan. Tidak hanya ritual, tetapi juga tindakan nyata yang memberi manfaat bagi orang lain.

Keterlibatan BAZNAS Kutim dalam kegiatan ini tidak hanya simbolis. Lembaga ini menyalurkan sejumlah bantuan melalui beberapa program strategis. Di antaranya, program Kutim Peduli Anak Yatim, Pengembangan UMKM Mustahik, serta Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni.

Ketua BAZNAS Kutim Masnip Sofwan dalam tausiahnya mengingatkan tentang keutamaan menyantuni anak yatim, terutama di bulan Muharram yang termasuk dalam bulan-bulan mulia dalam Islam.

“Barang siapa yang mengusap kepala anak yatim dengan kasih sayang, Allah akan mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosanya,” ucapnya, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW.

Ia juga menekankan bahwa zakat, infak, dan sedekah adalah instrumen sosial yang bila dikelola secara amanah dapat menjadi solusi nyata bagi pengentasan kemiskinan.

Kegiatan di Kaliorang ini bukan sekadar seremoni keagamaan. Ia menjadi cermin bahwa tanggung jawab sosial tidak bisa diserahkan pada pemerintah semata. Partisipasi warga, kolaborasi lintas lembaga, dan keterlibatan para tokoh menjadi bukti bahwa kebaikan bisa terus dijaga ketika dijalankan bersama-sama.

Ketika anak-anak yatim pulang membawa amplop bantuan, mereka juga membawa harapan, bahwa dalam sunyinya kehilangan, masih ada tangan yang menjangkau, masih ada ruang kasih yang dibangun dari kebersamaan. Dengan semangat itulah, Kaliorang tidak hanya memperingati Tahun Baru Islam, tetapi juga memaknainya dengan tindakan yang hidup dan berakar dalam nilai-nilai keadilan sosial.(kopi12/kopi13/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini