Beranda Kutai Timur Loyalitas Tanpa Batas di Kutai Timur, Begini Perasaan Penerima Satyalancana Karya Satya

Loyalitas Tanpa Batas di Kutai Timur, Begini Perasaan Penerima Satyalancana Karya Satya

39 views
0

Momen penerimaan penganugerahan Satyalancana Narya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Foto: Vian Prokutim

SANGATTA – Di Gedung Serbaguna Bukit Pelangi, Sangatta, suasana haru dan bangga mewarnai peringatan penganugerahan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim), Sabtu (11/10/2025). Sebanyak 200 ASN menerima penghargaan atas nama Presiden Republik Indonesia sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian mereka selama 10, 20, hingga 30 tahun masa kerja.

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, didampingi Wakil Bupati Mahyunadi dan unsur Forkopimda, menyerahkan langsung tanda kehormatan tersebut. Momentum ini bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi perjalanan panjang para abdi negara yang telah mendedikasikan hidupnya bagi pelayanan publik di daerah yang luasnya mencapai lebih dari 35 ribu kilometer persegi ini.

Lantas, bagaimana perasaan para penerima penghargaan nasional tersebut? Media ini mencoba menanyakan langsung kepada beberapa PNS yang menerima pin emas (30 tahun), perak (20 tahun) dan perunggu (10 tahun).

Bagi Niluh Ratsini, guru SDN 004 Kaliorang dari Dinas Pendidikan Kutim, penghargaan itu terasa sangat bermakna. Selama tiga dekade ia menempuh perjalanan panjang dalam dunia pendidikan, mengajar di berbagai kondisi, dari desa terpencil hingga wilayah pesisir.

“Tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat. Banyak tantangan dan perubahan yang saya alami di dunia pendidikan. Tapi saya bangga bisa terus berkontribusi untuk mencerdaskan anak-anak di daerah. Penghargaan ini menjadi motivasi agar tetap melayani dengan sepenuh hati,” ungkap Niluh dengan mata berkaca-kaca.

Niluh menjadi teladan PNS penerima penghargaan Satyalancana Karya Satya 30 tahun pengabdian.

Sementara Muhammad Saiful, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia di Bappeda Kutim, telah menapaki karier selama 26 tahun di birokrasi. Ia berhak dengan penghargaan 20 tahun pengabdian. Ia menuturkan bahwa ukuran keberhasilan ASN bukanlah jabatan, melainkan ketulusan dan konsistensi dalam bekerja.

“Kunci bekerja itu ikhlas dan sabar. Kalau kita menikmati pekerjaan, semua terasa ringan. Saya berterima kasih atas penghargaan ini. Semoga bisa jadi inspirasi bagi ASN muda agar terus menjaga integritas dan semangat pengabdian,” ujarnya dengan nada tenang namun penuh keyakinan.

Dari sektor kesehatan, Nana dari Dinas Kesehatan Kutim menerima penghargaan 10 tahun pengabdian juga mengaku bangga menerima apresiasi tersebut. Baginya, tanda kehormatan itu bukan sekadar simbol formal, melainkan cermin tanggung jawab moral.

“Penghargaan ini bukan hanya simbol pengabdian, tapi juga pengingat bahwa tugas kami melayani masyarakat tidak boleh berhenti. Ini menjadi tanggung jawab moral untuk terus memberikan pelayanan terbaik,” katanya.

Sebelumnya, di ruangan tersebut Bupati Ardiansyah Sulaiman menegaskan bahwa pengabdian ASN adalah fondasi utama keberlangsungan birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik di Kutim.

“Dedikasi mereka adalah aset berharga daerah. Pengabdian selama puluhan tahun ini patut menjadi teladan bagi ASN lainnya. Semoga penghargaan ini semakin memotivasi untuk bekerja lebih profesional, jujur, dan melayani masyarakat dengan hati,” ujar Ardiansyah.

Acara penganugerahan ditutup dengan foto bersama antara Bupati Kutim, Forkopimda, dan para ASN penerima Satyalancana. Potret kebersamaan itu menjadi simbol penghormatan terhadap loyalitas, integritas, dan kerja tulus para abdi negara yang telah menorehkan jejak pengabdian tanpa pamrih demi kemajuan Kutim. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini