SANGATTA- Menjadi salah satu daerah pedalaman dengan akses transportasi terjauh, Kecamatan Busang memiliki potensi wilayah yang strategis. Namun pembangunan desa-desa masih dirasa berjalan ditempat. Setelah menyelesaikan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Telen, rombongan roadshow zona pedalaman melanjutkan perjalanan cukup melelahkan menuju Busang. Pasalnya lintasan tanah menjadi “jalan bubur” cukup menyulitkan iring-iringan mobil yang dipimpin oleh Wakil Bupati Kasmidi Bulang dengan pengawalan Patwal Polres Kutim, Kamis (23/2).
Mobil rombongan yang ditumpangi awak Humas Pendataan dan Dokumentasi Setkab Kutim sempat terjebak di kubangan lumpur di dekat Sungai Marah Haloq selama hampir 1 jam. Beruntung mobil gardan ini ditarik menggunakan sling oleh mobil dari Dinas Sosial dibantu security perusahaan setempat. Akses dari Telen menuju Busang pun ditempuh dalam waktu sampai 5 jam. Sampai di Long Lees pusat pemerintahan desa di Busang, sudah hampir Magrib.
Rombongan tiba pada pukul 18.00 Wita dan langsung disambut Camat Busang Impung Anyeq. Tarian dayak yang dipersembahkan oleh remaja putri setempat mengawali kegiatan hiburan sebelum musrenbang dibuka.
Dalam kesempatan itu Kasmidi Bulang meminta maaf jika kedatangan di Busang tidak sesuai jadwal pasalnya kondisi jalan rusak dan kondisi cuaca cukup ekstrem.
“(Pada) Musrenbang ini saya minta Busang terus mengawal dan mendukung program andalan Pemkab Kutim dalam Gerbang Desa Madu (gerakan pembanguan desa mandiri dan terpadu). Semua desa punya jatah yang sama, dari hulu ke hilir. Semua pemerataan lima tahun kedepan bisa terlihat pembangunannya. Semuanya intinya rata tidak ada yang di anaktirikan. Hasilnya skala prioritas menjadi usulan desa mewakili warga. Mari fokus dan tuntas !,” tegasnya.
Kasmidi menuturkan tahun lalu di Busang hanya ada 4 program. Nah tahun ini pastinya bisa lebih. Musrenbang tingkat kecamatan ini langsung dikawal oleh Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah (Sekda). Dijelaskan, diluar anggaran program tahunan Gerbang Desa Madu Rp 2-5 Miliar per desa, ada juga bantuan dari Anggaran Dana Desa (ADD) dan aspirasi DPRD Kutim. Untuk Busang mendapatkan Rp 10 Miliar.
“Itu baru program desa membangun. Diluar itu masih ada program lainnya yaitu bantuan Rp 1 Miliar (sesuai catatan Bagian Pembangunan). Total Kecamatan Busang mendapatkan jatah Rp 12 Miliar,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Telen Impung Anyeq mengatakan sejauh ini pembangunan di Busang masih minim. Setelah ada program Gerbang Desa Madu, Busang menyambut dengan gembira. Dengan bantuan ini dirinya akan memberikan kemampuan terbaik membangun daerah pinggiran dengan menggunakan dana tepat sasaran.
“Ada 6 desa di Kecamatan Busang yaitu Desa Mekar Baru, Long Nyelong, Long Pejeng, Rantau Sentosa, Long Bentuq, dan Long Lees. Seluruh desa ini sudah merencanakan usulan prioritas pembangunan khususnya infrastruktur 70 persen dan 30 persen. Kami akan menguatkan sektor sumber daya manusia (SDM),” katanya.
Impung juga menjelaskan akan mengakomodir aspirasi warganya terutama yang mengingingkan permohonan pasar murah. Sebab di Busang harga sembako sangat mahal. Khusus dua desa seperti Long Betuq dan Long Lees segera dibangun saluran pipa PDAM. Ada juga permintaan dibangun Bank Negeri (cabang pembantu).
“Di area Busang menuju Muara Wahau sangat rawan begal, untuk itu berdirinya sebuah bank di Busang dapat membantu warga menyimpan uang di rekening dengan aman. Kami juga mengusulkan di Busang ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang melayani bahan bakar minyak (BBM). Selain itu usulan permintaan jembatan penyebarangan fisiknya ditingkatkan dari bahan permanen menjadi besi, terakhir pembangunan satelit Telkomsel, beberapa waktu lalu saat di Coffee Morning saya sudah bahas ke Wakil Bupati siap dibangun tinggal menunggu rencana realisasi, warga kami sekarang melek internet menunjang pengetahuan tekologi salah satunya di Desa Mekar Baru,” tutup Camat Telen dengan panjang lebar. (hms13)