Foto Alvian Pro Kutim
MUARA ANCALONG- Minggu (15/6/2025) pagi, Alun-alun Desa Senyiur, Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), dipadati ratusan warga berpakaian rapi. Mereka datang bukan untuk menghadiri pesta pernikahan atau perayaan desa, melainkan menyambut salah satu forum ekonomi rakyat yang paling penting, Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Perkebunan Sawit Rukmana Sari Tahun Buku 2024.
Di atas panggung sederhana yang didekorasi dengan latar kain merah putih, acara dibuka secara resmi oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, yang datang didampingi istrinya Hj Siti Robiah, selaku Ketua TP PKK dan Bunda PAUD Kutim. Hadir pula Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kutim Teguh Budi Santoso, Camat Muara Ancalong M Harun Al Rasyid, unsur Forkopimcam, pengurus koperasi, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari Dinas Koperasi dan UKM Kutim.

Meski berlangsung di desa pelosok, acara RAT tersebut menggambarkan denyut demokrasi ekonomi yang hidup, diikuti oleh 1.149 anggota dari 1.956 total anggota koperasi, atau 58,7 persen kehadiran, cukup untuk memenuhi kuorum yang disyaratkan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi.
RAT kali ini membahas secara menyeluruh laporan pertanggungjawaban pengurus untuk Tahun Buku 2024, evaluasi program kerja yang telah berjalan, serta rencana kerja untuk tahun 2025. Selain itu, forum ini juga menjadi ruang strategis bagi para anggota, pemilik sejati koperasi. Untuk menentukan arah kebijakan lima tahun ke depan, termasuk pemilihan ketua baru.
Dalam pidatonya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menilai RAT Koperasi Rukmana Sari lebih dari sekadar kewajiban administratif tahunan. Ia menyebutnya sebagai ruang partisipasi warga dalam membangun ekonomi berbasis potensi lokal.
“Selama tiga tahun berturut-turut saya hadir dalam RAT Koperasi Rukmana Sari. Ini bukan sekadar forum laporan, tapi semacam pesta rakyat. Kehadiran anggota yang begitu banyak membuktikan bahwa koperasi ini hidup dan dipercaya,” ucapnya disambut tepuk tangan.

Ia menegaskan bahwa koperasi seperti Rukmana Sari memainkan peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi desa, terutama di sektor kelapa sawit yang menjadi komoditas utama Kutim. Pemerintah daerah, katanya, berkomitmen memberikan dukungan berkelanjutan melalui pendampingan kelembagaan, pelatihan, akses permodalan, dan penguatan aspek hukum.
“Kita ingin koperasi tidak hanya berhenti pada pengelolaan hasil kebun, tapi juga bergerak menuju pengolahan dan pemasaran produk secara mandiri, agar nilai tambah tetap berada di tangan petani dan masyarakat lokal,” tegasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kutim Teguh Budi Santoso, menambahkan bahwa Koperasi Rukmana Sari nyata, bukan koperasi papan nama. Ini bisa jadi teladan bagi desa lain, bahwa koperasi itu bukan simbol, tapi sistem yang berjalan karena kepercayaan dan partisipasi.
“Rukmana Sari kini menjadi salah satu dari 58 koperasi terbaik di Kutim. Berdasarkan indikator pengelolaan profesional, keterbukaan, dan aktivitas riil yang berdampak langsung kepada anggotanya,” jelas Teguh.
Menurut Teguh, indikator kehadiran anggota dalam RAT adalah cerminan kepercayaan dan semangat kolektif, dua hal yang menjadi fondasi utama bagi keberlanjutan koperasi.
RAT 2024 juga menghasilkan pemimpin baru. Darli, yang terpilih sebagai Ketua Koperasi Rukmana Sari periode 2025-2030, menyampaikan laporan yang penuh harapan. Ia menyebutkan bahwa koperasi selama tahun 2024 berhasil memperluas jaringan kemitraan, menambah jumlah anggota aktif. Serta mencatatkan pertumbuhan Sisa Hasil Usaha (SHU), meski tetap bergantung pada fluktuasi hasil produksi sawit para anggota.
“Kami berharap SHU yang diterima anggota terus meningkat setiap tahun. Terima kasih kepada Pemkab Kutim atas pelatihan dan pendampingan yang terus diberikan,” kata Darli dalam pidatonya.

Lebih dari itu, Darli berkomitmen menjaga prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan usaha koperasi. Ia juga menyampaikan rencana koperasi untuk mengembangkan sektor hilir, seperti pengolahan hasil sawit menjadi produk bernilai tambah, dan menjajaki pasar digital.
RAT Koperasi Rukmana Sari tahun ini menjadi bukti bahwa koperasi bukan konsep lama yang ditinggalkan zaman. Justru di tengah tantangan global, koperasi seperti ini menemukan kembali relevansinya. Menjadi alat perjuangan ekonomi rakyat di tingkat desa, berbasis solidaritas, keterbukaan, dan kerja sama.
Rukmana Sari, dari pelosok Kutim, memperlihatkan bagaimana koperasi bisa menjadi jangkar pembangunan desa, dan lebih dari itu, menjadi rumah bersama yang terus bertumbuh bersama waktu. (kopi4/kopi3)