SANGATTA- Di bawah langit cerah Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kamis (19/6/2025), budaya dan kehormatan bersatu dalam satu tarikan napas saat Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha menginjakkan kaki di Markas Kodim 0909/KTM. Disambut upacara adat Tepung Tawar, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman itu disambut bukan sekadar sebagai pemimpin militer, tetapi sebagai saudara yang dihormati dalam tradisi leluhur Kutai.

Ritual sakral Tepung Tawar yang berlangsung di Bukit Pelangi, Sangatta Utara, menjadi simbol penyambutan sekaligus doa keselamatan. Balutan budaya lokal itu mempertegas bahwa kehadiran TNI di daerah bukan sekadar untuk keamanan, tetapi juga menjaga nilai-nilai kultural dan sosial masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, menyampaikan makna strategis dari sinergi antara Pemerintah Daerah dan TNI. Terutama dalam konteks daerah yang memiliki wilayah pedalaman cukup luas dengan tantangan geografis yang tidak ringan.
“Kehadiran Bapak Pangdam VI/Mulawarman menjadi energi positif bagi kami. TNI selalu hadir membantu masyarakat, baik dalam situasi darurat maupun melalui program pembangunan seperti TMMD,” ujar Ardiansyah di hadapan jajaran TNI yang hadir.

Ia menegaskan bahwa Pemkab Kutim akan terus membuka ruang kolaborasi, terlebih dalam upaya mempercepat pembangunan yang inklusif dan menjangkau desa-desa terpencil.
Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, yang mulai menjabat sejak Desember 2024, merespons hangat sambutan tersebut. Ia menegaskan kembali komitmen TNI sebagai mitra strategis pemerintah daerah dan garda terdepan masyarakat.
“TNI harus hadir di tengah-tengah rakyat dan bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menciptakan keamanan dan kesejahteraan bersama,” tegasnya.
Dalam arahannya kepada prajurit Kodim 0909/KTM dan anggota Persit Kartika Chandra Kirana, Pangdam menekankan pentingnya menjaga kehormatan institusi. Ia mengingatkan jajarannya untuk menjauhi judi online serta bijak bermedia sosial. Dua hal yang dianggapnya menjadi tantangan baru dalam menjaga disiplin dan citra TNI.

Tak luput, Rudy juga memberi penghargaan kepada para Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang selama ini menjadi perpanjangan tangan TNI di pelosok negeri. Ia menyebut peran Babinsa sangat vital sebagai penghubung langsung antara militer dan masyarakat dalam membangun rasa aman dan solidaritas.
Sementara itu, Komandan Kodim 0909/KTM Letkol Inf Ginanjar Wahyutomo, menyambut kunjungan tersebut dengan antusias. Baginya, kunjungan Pangdam merupakan bentuk nyata perhatian pimpinan kepada satuan bawah dan menjadi momentum penguatan moral seluruh prajurit.
“Kunjungan ini adalah bentuk nyata perhatian pimpinan. Kami siap mendukung penuh setiap arahan beliau untuk menjaga stabilitas wilayah,” ucap Ginanjar yang dalam waktu dekat akan mengemban tugas baru di Markas Besar TNI, Jakarta.



Kunjungan kerja Pangdam VI/Mulawarman ke Sangatta bukan sekadar agenda seremonial. Ia menjadi bukti bahwa ketahanan nasional dibangun bukan hanya di barak militer atau rapat strategis, tetapi juga di lapangan. Bersama masyarakat, dengan memahami karakter lokal dan menghormati budaya yang hidup di dalamnya. Harmoni antara TNI dan rakyat di Kutim hari itu tidak lahir dari formalitas, melainkan dari semangat kolektif menjaga rumah bersama, yaitu Indonesia. (kopi4/kopi3)