Foto: Hasyim/ Pro Kutim
BENGALON – Deru ombak yang memecah bibir Pantai Sekerat pada Jumat (25/7/2025) pagi, menjadi saksi puncak acara adat Mengulur Naga, penanda berakhirnya Festival Sekerat Nusantara ke-4. Dalam ritual penuh makna yang berlangsung di Pendopo Pantai Sekerat, Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, masyarakat dan para tamu kehormatan larut dalam suasana sakral saat dua perahu naga dilepaskan menuju laut lepas, simbol penghormatan terhadap leluhur dan penyambung harapan masa depan masyarakat adat Kutai.
Prosesi adat dimulai dengan pembacaan sejarah Mengulur Naga, sebuah ritus turun-temurun yang merefleksikan nilai kearifan lokal masyarakat Kutai. Setelah doa dibacakan, Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ardiansyah Sulaiman, istrinya Ny Hj Siti Robiah, Kepala Desa Sekerat Sunandika menyatu dalam ritual tradisional itu.

Bersama Forkopimda, Bupati ikut bergerak perlahan melewati bentangan kain kuning yang terbentang dari daratan menuju laut, melambangkan jalan penghubung spiritual antara dunia nyata dan alam gaib dalam tradisi Kutai.
Perahu naga berwarna kuning cerah itu dihiasi pernak-pernik berwarna-warni yang menyerupai sisik naga dalam mitologi lokal, lengkap dengan layar kuning sebagai simbol kekuatan mistik dan ikatan spiritual dengan leluhur. Suasana menjadi khidmat ketika gamelan khas Kutai mengiringi pelarungan perahu, berpadu dengan desir angin pantai yang lembut. Usai prosesi, masyarakat turut serta mengambil kain pembungkus perahu naga sebagai bagian dari adat, tanda keterlibatan kolektif dalam menjaga tradisi.
“Festival ini bukan hanya pelestarian budaya, tapi juga cara kita menunjukkan bahwa Desa Sekerat memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata unggulan,” kata Bupati Ardiansyah Sulaiman dalam sambutannya.

Ia menekankan bahwa Festival Sekerat Nusantara sudah menjadi agenda tahunan dan harus terus dikembangkan agar berdampak langsung pada kesejahteraan warga.
Festival yang berlangsung selama sepekan ini bukan hanya tentang adat dan ritual. Beragam lomba tradisional khas Kutai digelar, mulai dari balap perahu, tari-tarian daerah, hingga pameran kuliner lokal. Puncak kemeriahan ditambah dengan atraksi paralayang oleh atlet profesional yang kerap mewakili Indonesia dalam kejuaraan tingkat nasional dan internasional, menari di langit Sekerat dan menyedot perhatian pengunjung.

Kehadiran tokoh-tokoh penting di acara puncak turut menegaskan bahwa Festival Sekerat telah menjadi perhatian lintas sektor. Hadir mendampingi Bupati antara lain Kapolres Kutim AKBP Fauzan Arianto, Komandan Lanal Sangatta Letkol Laut Fajar Yuswantoro, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) H Arfan, serta sejumlah kepala perangkat daerah dan Plt Camat Bengalon.
Kepala Desa Sekerat Sunandika, menyampaikan bahwa festival ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, termasuk masyarakat lokal.

“Kami ingin memperkuat identitas budaya yang selama ini hidup di masyarakat, sambil membuka peluang baru dari sektor pariwisata,” ujarnya.
Festival Sekerat Nusantara telah bertransformasi menjadi ajang promosi budaya dan ekonomi desa. Di tengah gempuran modernitas, masyarakat Sekerat membuktikan bahwa kearifan lokal dapat menjadi fondasi kuat untuk membangun masa depan. Perahu naga yang meluncur ke laut bukan sekadar tradisi, melainkan simbol tekad untuk terus mengulur harapan dan membangun desa dari nilai-nilai warisan leluhur. (kopi7/kopi3)