Beranda Keagamaan Penguatan Kapasitas Guru Melalui Metode Ummi – Menanam Tartil, Menuai Generasi Qur’ani...

Penguatan Kapasitas Guru Melalui Metode Ummi – Menanam Tartil, Menuai Generasi Qur’ani di Kutim

322 views
0

Foto: Miftah/ Pro Kutim 

SANGATTA – Di tengah gempuran era digital dan arus informasi yang melaju tanpa henti, sekelompok guru di Kutai Timur (Kutim) memutuskan untuk kembali ke akar, menata ulang dasar pendidikan rohani melalui pembelajaran Al-Qur’an. Selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, 26-27 Juli 2025, sebanyak 61 guru Al-Qur’an dari SDIT 1, SDIT 2, dan SMPIT Darusalam mengikuti pelatihan metodologi tartil berbasis Metode Ummi yang digelar di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Kutim.

Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan sebuah kegiatan yang sarat makna. Dengan tema “Membina Generasi Qurani dengan Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan”, pelatihan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Darusalam Quran Center (DQC) untuk membumikan Al-Qur’an melalui para pendidik yang kompeten, ikhlas, dan profesional.

Empat narasumber dihadirkan. Di antaranya, Ustaz H Ahmad Syahrani dari UMMI Kutim,  Ustazah Kuny Muallifah, Ustazah Karsih, dan 1 ustaz dari bontang. Mereka memberikan pembekalan teknik tartil, pendekatan pembelajaran yang membangkitkan semangat, dan penguatan nilai spiritual dalam mengajar.

“Ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah,” kata Ustaz Gatot Suwoko, Koordinator DQC dalam laporannya. 

Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Pemkab Kutim, terutama Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, dalam peningkatan kualitas guru Al-Qur’an di daerah ini.

Salah satu pemantik semangat datang dari Ustaz Hadiyatulloh, perwakilan Pimpinan Ummi Daerah. Ia memuji langkah Yayasan Darusalam yang menjadi pelopor metode Ummi di Kutim. Serta mengajak para guru terus belajar dan menumbuhkan akhlak mulia. 

“Semoga guru-guru dapat terus membumikan Al-Qur’an di lingkungannya masing-masing,” ujarnya.

Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, hadir untuk menutup pelatihan sekaligus menegaskan arah kebijakan pendidikan Qurani daerah. Ia menekankan bahwa sejak 2023, Pemkab Kutim telah mengambil langkah konkret dengan memperkuat pelajaran Al-Qur’an dalam kurikulum pendidikan agama.

“Kegiatan ini penting bukan hanya untuk memperbaiki bacaan, tetapi juga untuk membentuk karakter. Saya berharap para guru dapat mengembangkan diri, memperdalam metodologi, dan menjadikan proses belajar sebagai pengabdian yang berkelanjutan,” kata Ardiansyah dalam sambutannya.

Ia menyebut bahwa program pelatihan seperti ini harus terus dilanjutkan. Tidak hanya sebagai ajang peningkatan kompetensi. Tetapi juga sebagai upaya memperkuat identitas keagamaan dan kearifan lokal masyarakat Kutim.

Salah seorang peserta, Ustazah Nur Hayati, menyampaikan testimoni penuh haru. 

“Terima kasih kepada para fasilitator yang telah memotivasi kami untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas dalam mendidik anak-anak. Niat baik harus terus dikuatkan, walaupun terkadang lelah, karena menjadi guru Al-Qur’an adalah sebaik-baiknya amal. Kami adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjaga Al-Qur’an,” ujarnya.

Metode Ummi sendiri adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada tartil. Yaitu membaca Al-Qur’an secara perlahan, benar, dan menyenangkan. Tidak hanya soal teknis vokal dan makhraj (tempat keluarnya huruf, dalam bahasa Arab maupun dalam pengucapan huruf hijaiyah Al-Quran), tetapi juga membentuk sikap dan spiritualitas pengajar agar senantiasa ikhlas dalam mentransmisikan ilmu-ilmu Qurani kepada anak didik.

Dalam konteks pendidikan Kutim, pelatihan ini adalah bagian dari investasi jangka panjang membangun generasi Qurani yang tak hanya cakap secara keilmuan, tetapi juga kuat dari sisi moral dan spiritual. Sebuah ikhtiar sunyi yang jika terus disiram dan dirawat, akan menjadi pohon yang tak hanya rindang, tapi juga berbuah untuk peradaban. (kopi8/kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini