Beranda Entertainment Semangat Kemerdekaan, Pemuda Rimba Bangun Jaya Gelar Festival Seni

Semangat Kemerdekaan, Pemuda Rimba Bangun Jaya Gelar Festival Seni

53 views
0

Foto: Vian Prokutim

KALIORANG – Semangat peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur (Kutim), terasa berbeda tahun ini. Pemuda desa yang tergabung dalam komunitas Pemuda Rimba menggelar Festival Pentas Seni Budaya sebagai bentuk cinta tanah air sekaligus upaya melestarikan warisan budaya. Acara yang dibuka langsung oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, itu berlangsung meriah pada Minggu (10/8/2025) malam, dengan ratusan warga dari berbagai desa tumpah ruah menghadiri panggung rakyat tersebut.

Dalam sambutannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menegaskan pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa. Ia mencontohkan bagaimana lomba pacu jalur dari Riau mampu menembus perhatian dunia.

“Budaya adalah identitas bangsa yang menjadi kebanggaan nasional. Lomba pacu jalur dari Riau misalnya, mendapat apresiasi dari beberapa atlet profesional dan pesohor dunia. Pemuda Rimba telah membuktikan bahwa menjaga budaya adalah bagian dari perjuangan yang tak kalah penting,” ucapnya.

Ardiansyah menambahkan, peringatan kemerdekaan tidak boleh berhenti sebatas seremoni tahunan. Momentum 80 tahun Indonesia merdeka ini menjadi refleksi bahwa kemerdekaan bukan hanya diperingati, tapi diisi dengan aksi nyata.

“Pemuda Rimba telah membuktikan bahwa menjaga budaya adalah bagian dari perjuangan yang tak kalah penting,” tegasnya.

Kepala Desa Bangun Jaya Supanjen, yang turut hadir, menyampaikan dukungan penuh atas inisiatif anak muda desanya. Ia menilai kegiatan seni budaya ini lebih dari sekadar hiburan.

“Kami bangga dengan inisiatif Pemuda Rimba. Ini bukan sekadar pentas seni, tapi juga simbol semangat gotong royong dan kebangkitan pemuda desa di era kemerdekaan yang ke-80 ini,” katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Festival Zaenal Abidin, menekankan dimensi edukasi dari perhelatan tersebut. Ia berharap generasi muda tidak hanya mengenal budaya dari buku, melainkan dapat merasakannya secara langsung.

“Kami ingin generasi sekarang tidak hanya mengenal budaya lewat buku, tapi melihat dan merasakannya langsung. Pentas seni budaya ini sudah berjalan tiga tahun berturut-turut adalah kerja sama dengan kelompok kesenian Reog Ponorogo dari Kecamatan Muara Wahau dan Kombeng. Ini persembahan kecil kami untuk Indonesia di usia ke-80 tahun,” ujar Zaenal.

Festival yang dirangkai dengan penampilan seni tari tradisional, musik daerah, hingga atraksi kesenian Reog Ponorogo tersebut, menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan dapat diwujudkan dalam ragam ekspresi budaya. Di tengah arus modernisasi, panggung sederhana di Desa Bangun Jaya menegaskan pesan bahwa menjaga warisan leluhur adalah bentuk perjuangan yang tak lekang oleh zaman. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini