Wakil Bupati Kutai Timur Mahyunadi. Foto: Nasruddin Prokutim
BENGALON – Sore itu, langit Bengalon tampak teduh. Jalan tanah yang sebagian berbatu memandu rombongan Wakil Bupati Kutai Timur (Wabup Kutim) Mahyunadi menuju Desa Persiapan Tepian Raya, sebuah wilayah pemekaran dari Desa Tepian Indah. Desa ini berdiri di antara hamparan kebun dan lahan terbuka, menyimpan harapan besar akan kemajuan.
Di balai pertemuan sederhana, warga telah berkumpul. Kursi-kursi plastik tersusun rapi, menyambut kedatangan Wabup bersama Anggota DPRD Kutim Masdari Kidang dan Plt Camat Bengalon. Tidak butuh waktu lama, suasana hangat berubah menjadi ruang dialog terbuka.
Sekretaris Desa Persiapan Tepian Raya Hamidi, berdiri dan menyampaikan keluhan yang selama ini mereka rasakan.

“Izin, pak wakil, saya sampaikan bahwa kondisi desa kami ini, penerangan masih menumpang dan sebagian warga masih menggunakan PLTD, PLTS, atau bahkan aki sebagai sumber listrik,” ucapnya, diiringi anggukan beberapa warga.
Hamidi menambahkan, mereka pernah mendapat bantuan CCTV dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Namun, perangkat itu belum bisa digunakan.
“Kami sudah mengajukan ke desa induk dan perusahaan terdekat, tapi belum bisa mengaktifkan lagi,” jelasnya.

Selain listrik, masalah banjir, meski tidak parah, masih menghantui saat musim hujan tiba.
Kepala Desa Tepian Indah Quirinus Parwono Rasi, yang wilayahnya menjadi induk dari Tepian Raya, ikut memberikan penjelasan. Ia tak menutup mata bahwa wilayah ini memang belum banyak tersentuh pembangunan di masa lalu.
“Selama empat tahun saya menjabat, memang dari dulu tidak pernah ada pembangunan di wilayah ini,” ujarnya.

Meski begitu, Quirinus menegaskan, sejak memimpin ia selalu mengalokasikan Dana Desa setiap tahun untuk membantu pembangunan di Tepian Raya.
“Tapi apa dikata, karena kondisi keuangan kami pun tentunya tidak mungkin bisa meng-cover semua apa yang menjadi keinginan masyarakat,” tambahnya.

Mendengar itu, Wabup Mahyunadi merespons dengan nada serius.
“Tadi saya ketemu pak Sekdes, laporan di sini listrik belum ada, air belum ada, dan banjir juga,” katanya.
Ia kemudian meminta pemerintah desa membuat daftar kebutuhan prioritas, mulai dari listrik hingga air bersih.
“Nanti pak PJ Kades bikin list, apa saja yang menjadi prioritas. Mudah-mudahan tahun 2026 segera bisa kita anggarkan,” tegasnya.

Untuk banjir, Mahyunadi berencana melibatkan perusahaan di sekitar wilayah itu, sementara untuk listrik, ia akan menghubungi PLN agar ada tindak lanjut.
Hari itu, warga tidak hanya menerima kunjungan, tetapi juga menyaksikan lahirnya komitmen. Tepian Raya mungkin belum sepenuhnya berubah, namun suara mereka sudah terdengar hingga ke pusat pemerintahan Kabupaten Kutim. Dari suara itu, secercah harapan mulai menyala. (kopi14/kopi13/kopi3)