SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus memperkuat komitmennya menghadirkan pelayanan kesehatan yang ramah, aman dan humanis bagi anak-anak. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA), Kutim mengembangkan program Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas (PRAP) yang mulai diinisiasi beberapa waktu lalu. Kamis (18/9/2025), tenaga medis dari sembilan puskesmas di Kutim mengikuti peningkatan kapasitas PRAP di Balikpapan.
Program ini lahir dari kesadaran bahwa 43 persen anak Indonesia memilih puskesmas sebagai tempat berobat. PRAP hadir bukan hanya untuk memberi layanan medis, tetapi juga menjamin perlindungan hak serta kenyamanan psikologis anak.

Ety Sri Nurhayati, Perencana Ahli Muda Kementerian PPA RI, menjelaskan hingga akhir 2024 tercatat 4.109 puskesmas di Indonesia telah menginisiasi layanan ramah anak dan 80,9 persen di antaranya sudah mendapat Surat Keputusan (SK) dari kepala daerah. Meski masih dihadapkan pada tantangan seperti keterbatasan tenaga terlatih dan perlunya standardisasi nasional, keberadaan PRAP terbukti memberi dampak positif.
“PRAP adalah bentuk nyata keberpihakan negara kepada anak. Dengan puskesmas yang ramah anak, kita bukan hanya mengobati sakitnya, tapi juga menjaga hak, kenyamanan, dan tumbuh kembang mereka. Inilah fondasi menuju Indonesia Layak Anak 2030,” ujar Ety.
Manfaat program ini dirasakan langsung tenaga medis di lapangan. Bidan Fani dari Puskesmas Kecamatan Kaubun menyebut layanan ramah anak membuat interaksi dengan pasien lebih mudah.

“Kami dilatih untuk lebih peka pada kebutuhan anak. Saat anak merasa nyaman, proses pemeriksaan jadi lancar, dan orang tua pun lebih tenang,” katanya.
Rahma, ibu muda sekaligus pegawai Dinas PPPA Kutim, merasakan perubahan serupa. Dia menyebut sekarang ruang tunggu lebih ramah, ada pojok bermain, penyediaan popok bayi, ruang laktasi, dan dokter menjelaskan dengan bahasa sederhana agar anak tidak takut.
“Saya merasa lebih percaya untuk membawa anak berobat,” tuturnya.

Dukungan penuh datang dari Pemkab Kutim. Kepala Dinas PPPA Kutim Idham Cholid, menegaskan PRAP menjadi bagian dari upaya mewujudkan Kabupaten Layak Anak.
“Kami ingin memastikan setiap anak mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik. PRAP bukan hanya program, tapi wujud nyata bahwa kesehatan anak adalah investasi masa depan Kutai Timur dan Indonesia,” jelas Idham.
Dengan kolaborasi antara tenaga medis, orang tua, dan pemerintah, PRAP diharapkan terus meluas dan terstandardisasi. Langkah ini menjadi pijakan penting, tidak hanya untuk Kutim, tetapi juga menuju terwujudnya Indonesia Layak Anak 2030 dan Indonesia Emas 2045. (kopi4/kopi3)