SANGATTA – Suasana di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim), Senin (20/10/2025), mendadak riuh penuh gelak tawa. Dalam kegiatan Sosialisasi Program Perlindungan Pekerja Rentan dan Pekerja Konstruksi yang digelar BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim), suasana formal berubah cair ketika panitia memberikan hadiah sepeda dengan cara tak biasa.
Alih-alih menggelar undian sebagaimana lazimnya, panitia memilih cara kreatif, menempelkan secarik kertas bertuliskan “hadiah sepeda” di bawah salah satu kursi peserta. Tak seorang pun mengetahui kursi mana yang menjadi “kursi keberuntungan” itu hingga panitia memberi aba-aba agar semua peserta memeriksa bagian bawah tempat duduk mereka.

Riuh rendah tawa dan seruan kecil memenuhi ruangan saat para peserta bergegas memeriksa kursinya. Tak lama kemudian, terdengar seruan kegembiraan. Gusti Mandala, Kepala Desa Marah Haloq, Kecamatan Telen, ternyata menjadi orang yang beruntung. Dengan wajah semringah, ia melangkah ke depan menerima sepeda yang diserahkan langsung oleh panitia, disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta.
“Tadi kaget juga bisa mendapatkan hadiah sepeda. Terima kasih kepada BPJS Ketenagakerjaan Kutim dan Pemkab Kutim yang telah menyelenggarakan acara ini,” ujar Gusti dengan nada gembira.
Momen sederhana itu menjadi penutup manis bagi kegiatan yang sejatinya sarat muatan edukatif. Melalui sosialisasi tersebut, BPJS Ketenagakerjaan Kutim berupaya memperluas cakupan perlindungan sosial bagi masyarakat pekerja, terutama di sektor informal dan konstruksi. Dua bidang yang kerap berisiko tinggi namun belum seluruhnya terlindungi jaminan sosial tenaga kerja.

Menurut panitia, pemberian hadiah tersebut bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk apresiasi terhadap peserta yang aktif mengikuti kegiatan. Di balik suasana hangat dan penuh canda, tersirat pesan penting. Perlindungan sosial bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kesadaran bersama untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan pekerja di segala lapisan.
Dengan cara sederhana namun bermakna, sosialisasi ini meninggalkan kesan mendalam, bahwa edukasi publik dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan tanpa kehilangan makna. (kopi14/kopi3)

































