Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat menghadiri kegiatan Rakorda Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok. Foto: Irfan Pro Kutim
SAMARINDA – Pemprov Kaltim Disperindagkop UMKM melakukan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) di Meeting Room Hotel Bumi Senyiur, Selasa (23/11/2021).
Rakorda ini digelar setiap tahun dalam upaya menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga bahan pokok. Disperindagkop UMKM Kaltim bersinergi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Kaltim seperti Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan, Dinas Kominfo, Bulog Kaltim, serta Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kaltim.
Kegiatan ini dibuka Wagub Kaltim Hadi Mulyadi dan dihadiri kepala daerah Kabupaten/Kota se-Kaltim. Sesuai pantauan Pro Kutim, dari Kutim Rakorda ini diikuti Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Kepala Disperindag Kutim Zaini.

Dalam arahannya, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan Nataru kali ini sama dengan tahun sebelumnya di 2020. Karena ada pandemi COVID-19. Anjuran social distancing demi menghindari penularan COVID-19 yang lebih luas, sedikit banyak turut andil menurunkan aktivitas jual beli di tengah masyarakat. Maka dari itu, Hadi mengimbau kepada dinas terkait di wilayah kabupaten/kota untuk menjalankan langkah-langkah agar ketersediaan bahan pokok cukup dengan harga yang terjangkau.
“Bahan pokok menjadi bagian yang penting untuk terus didorong stabilisasi harganya, karena terkait dengan pembentukan inflasi. Selanjutnya dari Rakorda ini bisa menghasilkan solusi mengendalikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi serta komunikasi efektif,” jelasnya.
Kemudian, lewat Rakorda ini dapat melahirkan kebijakan dalam menentukan stabilitas ekonomi. Dia menyebut persatuan dan kesatuan menjadi instrumen penting mendukung hal tersebut.
Senada, Kadisperindagkop UMKM Kaltim Yadi Robyan Noor mengutarakan, ada tiga isu yang diangkat dalam Rakorda ini. Yaitu melihat regulasi dari Pusat setiap tahun dilaksanakan dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok. Kemudian menjalankan sinergi utama, khususnya dalam mengantisipasi sejak dini potensi permintaan kebutuhan pokok yang dapat mempengaruhi harga menjelang Nataru. Serta memastikan bagaimana ketersediaan stok dan kondisi kebutuhan pokok di Kaltim.
“Agar bahan pokok tetap aman dengan harga yang stabil dan mencari solusi permasalahan stabilitas harga kebutuhan barang kebutuhan pokok yang ada 23 jenis. Hasilnya bagaimana harga stabil sesuai dengan standar yang ditetapkan,” tegasnya.
Ia pun mengharapkan seluruh pemangku kepentingan yang berada di provinsi maupun di kabupaten/kota dapat bersama-sama berupaya menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pokok menjelang Nataru. Karena menjelang HBKN selalu diiringi dengan terjadinya peningkatan permintaan terhadap beberapa komoditas bahan pokok.
“Dalam hal ini, mari seluruh instansi terkait baik lingkup provinsi maupun kabupaten/kota, satgas pangan dan distributor agar selalu berkoordinasi guna menjaga kecukupan stok bahan pokok,“ ajaknya.

Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyimpulkan bahwa semua terkoneksi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah.
“Rakorda ini tentunya dapat melihat informasi secara cepat jika ada permasalahan. Jadi benang merahnya kebutuhan bahan pokok langsung dicarikan solusinya agar cepat diselesaikan. Untuk di Kutim, Pemkab melalui Disperindag Kutim tetap memantau harga bahan pokok dan memastikan tidak ada gejolak, agar masyarakat tetap tenang di tengah pandemi COVID-19,” ulasnya.
Selanjutnya dari Rakorda ini dapat menghasilkan rumusan dan dicarikan solusinya, jangan sampai kenaikan harga itu di luar kewajaran. Selanjutnya melalui kegiatan ini diharapkan ada kesepakatan bersama agar pedagang tidak terlalu besar mengambil keuntungan yang bisa mengorbankan konsumen. Sebaliknya, kebutuhan barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan upaya antisipasi sejak dini potensi kenaikan permintaan dan harga pokok menjelang Nataru.
“Jadi kita memastikan bagaimana ketersediaan dan kondisi harga barang kebutuhan pokok di Kaltim tetap aman dengan harga yang stabil,” tegasnya. (hms13/hms3)