Beranda Kutai Timur Kutim Bentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana – Langkah Strategis Mewujudkan Ketangguhan Daerah

Kutim Bentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana – Langkah Strategis Mewujudkan Ketangguhan Daerah

381 views
0

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (PemKesra) Poniso Suryo Renggono secara resmi membuka acara Sosialisasi dan Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Lantai 2 ruang Arau Kantor Bupati di Bukit Pelangi, Sangatta. Foto: Habibah Pro Kutim

SANGATTA – Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (PemKesra) Poniso Suryo Renggono, secara resmi membuka acara Sosialisasi dan Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Lantai 2 ruang Arau Kantor Bupati di Bukit Pelangi, Sangatta, pada Rabu, (4/7/2024).

Mewakili Bupati, Poniso dalam sambutannya, menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan upaya bersama dalam mengurangi risiko bencana di wilayah Kutim.

“Pembentukan FPRB ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan koordinasi antarinstansi dan melibatkan masyarakat dalam mitigasi bencana. Kita semua harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana,” ujarnya dengan tegas.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait. Seperti Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Jawa Timur Catur Sudarmanto, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kaltim Trisna Rosaria, Penyusun Rencana Mitigasi dan Adaptasi BPBD Prov Kaltim Ivan Ramdhany. Serta perwakilan dari TNI, Polri, Basarnas, RAPI, Lanal, Senkom, sejumlah organisasi kemasyarakatan dan perusahaan.

Dalam kesempatan tersebut, Poniso menguraikan 11 potensi bahaya yang dapat terjadi di Kutim, berdasarkan dokumen kajian risiko bencana yang telah disusun. Bahaya-bahaya tersebut meliputi banjir, cuaca ekstrem, endemik dan wabah penyakit, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan, kekeringan, tanah longsor dan tsunami.

“Secara geografis, geologi dan klimatologis, Kutai Timur merupakan daerah yang rawan terhadap berbagai jenis potensi bahaya. Oleh karena itu, kesadaran bersama dalam membangun ketangguhan dalam penanggulangan bencana menjadi sangat penting,” lanjut Poniso.

Poniso juga menekankan bahwa keberadaan Forum PRB di tingkat kabupaten/kota sangat penting. Karena merupakan nilai tambah dalam pembangunan dan indikator dalam analisis perangkat penilaian kapasitas daerah. Menurutnya, menjaga dan memelihara keutuhan serta komunikasi antar anggota forum adalah tantangan yang tidak mudah.

“Forum PRB memerlukan visi, nilai dan prinsip yang disepakati bersama, dengan kepemimpinan kolektif, komunikasi multi-arah. Serta kesediaan anggota untuk berbagi sumber daya dan melakukan kegiatan bersama. Tata kelola forum harus bersifat transparan, inklusif, dengan semangat kerja bersama untuk seluruh pihak,” tegasnya.

Poniso berharap, pembentukan forum ini dapat menjadi mitra BPBD dalam menyediakan dan memobilisasi pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang diperlukan. Untuk mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam kebijakan perencanaan dan program pembangunan.

“Saya berharap pembentukan Forum PRB ini bisa menjadi mitra BPBD dalam membantu menyediakan dan memobilisasi pengetahuan, keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengarusutamakan PRB dalam kebijakan perencanaan dan program pembangunan,” kata Poniso menutup sambutannya.

Pembentukan FPRB ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan sinergi antarinstansi serta melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya mitigasi bencana. Guna mewujudkan Kutim yang lebih aman dan tangguh terhadap berbagai ancaman bencana. (kopi8/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini