SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman, kembali menegaskan komitmennya terhadap dunia pendidikan dengan melakukan peletakan batu pertama pembangunan di dua sekolah berbasis agama, yakni SMP Ma’arif dan SMP Muhammadiyah di Sangatta Utara, Rabu (20/9/2024). Didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim Mulyono, acara ini menjadi simbol dimulainya transformasi pendidikan di wilayah tersebut.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, yang juga memiliki latar belakang sebagai seorang pendidik, turut menyoroti perkembangan pendidikan di wilayahnya. Sejak awal kepemimpinannya, ia berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan dan meningkatkan kualitas pengajaran. Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa selama beberapa bulan terakhir dirinya jarang berada di rumah, karena terus menghadiri berbagai acara, bersifat keagamaan maupun pemerintahan, termasuk yang berfokus pada pendidikan.
“Alhamdulillah, anggaran untuk pendidikan di Kutai Timur sudah melebihi 20 persen. Ini sebuah pencapaian besar dan kita akan terus memastikan peningkatan ini. InsyaAllah, Kutai Timur akan terus lebih baik,” ujar Ardiansyah.

Ia juga menyinggung keluhan masyarakat, khususnya para orang tua, terkait biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan sekolah seperti seragam dan perlengkapan pendidikan lainnya. Namun, Bupati memastikan bahwa kebijakan pendidikan gratis sudah mulai diberlakukan, meski belum secara menyeluruh.
“Sejak 2020, kami sudah memulai program pendidikan gratis. Namun, kami akui bahwa implementasinya belum merata. InsyaAllah, ke depan semua anak mulai dari TK hingga SMP tidak akan lagi dibebankan biaya tambahan. Uang kita cukup, dan pendidikan gratis ini akan berlaku menyeluruh,” tambahnya.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Timur
Kebijakan pendidikan gratis ini diharapkan akan meringankan beban masyarakat, terutama bagi keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Bupati Ardiansyah juga menegaskan bahwa selain pendidikan, Pemkab Kutim berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas tenaga pengajar di seluruh wilayahnya.
Sementara itu, Kadisdikbud Kutim Mulyono menyatakan bahwa peletakan batu pertama pembangunan dua sekolah Islam ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengubah wajah pendidikan agama, menjadi lebih modern dan relevan dengan perkembangan zaman. Menurutnya, pendidikan berbasis agama tetap penting, namun harus mengikuti perkembangan teknologi dan metode pembelajaran yang lebih maju.

“Ini merupakan kepedulian Bupati terhadap pembangunan pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama. Kita bersyukur memiliki pemimpin yang memiliki latar belakang pendidikan. Hal ini membuat perhatian terhadap dunia pendidikan di Kutai Timur sangat besar,” ujar Mulyono.
Modernisasi Sekolah Berbasis Agama
Menurut Mulyono, pada tahap awal pihaknya sudah menganggarkan dana untuk memulai perubahan ini, dan proyek ini akan berlanjut hingga tahun-tahun mendatang. Ia juga menekankan bahwa perhatian pemerintah Kutim terhadap pendidikan sangat serius, dan perubahan besar di dunia pendidikan ini merupakan komitmen yang tidak main-main.
“Kita akan benahi seluruh sekolah, bukan hanya yang berbasis agama. Semua akan diprioritaskan agar pendidikan di Kutai Timur semakin maju dan berkualitas,” tambah Mulyono yang sebelumnya dikenal sebagai camat berprestasi.
Dengan peletakan batu pertama di SMP Ma’arif dan SMP Muhammadiyah ini, pemerintah daerah menunjukkan langkah nyata dalam membenahi pendidikan di Kutim. Modernisasi sekolah berbasis agama ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di daerah. Serta menjadi bukti komitmen pemerintah dalam membangun generasi muda yang berakhlak, cerdas, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Tentu saja, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan perhatian penuh dari pemerintah daerah, khususnya Bupati Ardiansyah Sulaiman, masyarakat Kutim dapat berharap bahwa pendidikan di daerah mereka akan terus meningkat dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. (*/kopi3)